Sampai kemudian, Carlos Ghosn berhasil menjabat sebagai chief operating officer (CEO) di Michelin North America pada 1988.
Meski kariernya melejit, beredar gosip bahwa karier Ghosn bakal stagnan di Michelin.
Pasalnya, Michelin adalah perusahaan keluarga.
Pada 1996, Carlos Ghosn hijrah ke perusahaan mobil asal Prancis yang nyaris bangkrut, Renault.
(BACA JUGA: Yang Ramai Sekarang Ternyata Cuma Model Pre-Production, Model Gesits Sesungguhnya Januari 2019)
Berusaha menyelamatkan Renault dari kebangkrutan, Ghosn pun mulai melakukan 'diet ketat' untuk menekan pengeluaran perusahaan.
Carlos Ghosn tutup pabrik Renault di Belgia dan berhentikan 3.300 karyawan.
Menyadari Carlos Ghosn sebagai asset bernilai, Chairman Renault, Louis Schweitzer suntik 7 juta Dolar Amerika Serikat.
Kemudian, mengakuisisi 44,4 persen saham Nissan dan mengirim Carlos Ghosn ke Tokyo sebagai CEO pada tahun 1999.
(BACA JUGA: Mitsubishi Triton Baru Dibikin Ceper, Lampu Xpandernya Hilang)
Editor | : | Joni Lono Mulia |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR