Otomania.com - Kapolri didesak oleh Indonesia Traffic Watch (ITW) untuk menghentikan operasi Zebra, Patuh dan Simpatik.
Desakan untuk penghentian operasi zebra disampaikan sendiri oleh, Edison Siahaan, Presidium ITW.
"Selain tidak memberikan dampak signifikan terhadap upaya mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran lalu lintas(Kamseltibcarlantas) juga hanya untuk menghabiskan angggaran," kata Edison melalui keterangan resminya di Jakarta, (4/11/2018).
Bahkan potensi menuai kecurigaan bahwa ketiga operasi yang rutin digelar setiap tahun itu hanya mendulang rupiah dari denda tilang untuk meningkatkan target pendapatan negara bukan pajak (PNBP).
(BACA JUGA: Bikin Senyum, Operasi Zebra Dimulai, Petugas Sendiri Kena Tilang)
"Bila terus dilaksanakan, tentu akan menggerus kepercayaan masyarakat terhadap Polri," tuturnya.
ITW menilai, operasi Zebra yang digelar sejak 30 Oktober 2018 hingga 3 November 2018 atau selama lima hari hasilnya tidak berbeda jauh dengan lima hari hasil operasi zebra 2017.
Jumlah yang ditilang lima hari operasi Zebra 2018 sebanyak 38.703 sedangkan periode 2017 sebanyak 44.574 .
Begitu juga jumlah pelanggar yang ditindak dari sisi profesi didominasi karyawan swasta yaitu sebanyak 21.565 dan priode 2017 sebanyak 27.657.
(BACA JUGA: Di Dua Daerah Ini Operasi Zebra 2018 Enggak Berlaku)
Kemudian disusul pelajar dan mahasiswa serta sopir.
Sedangkan jumlah pelanggar sesuai golongan SIM paling banyak pengendara roda dua sebanyak 9.709 dan priode 2017 sebanyak 21.611.
Ironisnya jumlah pelanggar yang ditindak yang tidak memiliki SIM jauh meningkat dari 2017 sebanyak 9.922 menjadi 21.268 priode lima hari operasi zebra 2018.
Atas data tersebut, ITW menilai operasi Zebra, patuh dan Simpatik seharusnya di evaluasi dan dihentikan.
"Untuk apa melakukan kegiatan bahkan dijadikan rutin setiap tahun tetapi tidak memberikan manfaat yang seimbang dengan anggaran maupun waktu yang digunakan maupun tujuan yang akan dicapai," tegasnya.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR