Otomania.com - Perlintasan kereta api atau perlintasan sebidang kadang menjadi salah satu penyebab kemacetan di jalan raya.
Namun untuk menutup perlintasan sebidang tentu tidak bisa sembarangan karena akan berdampak besar pada kondisi lalu lintas.
Kajian terkait penutupan perlintasan kereta api atau perlintasan sebidang di Lempuyangan mengerucut pada 3 skenario.
Hal tersebut dijelaskan Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Golkari Made Yulianto.
(BACA JUGA: Lolos Dari Kereta Pertama, Nyawa Pemotor Melayang Dihajar Kereta Kedua Yang Melintas)
"Skenario pertama, perlintasan ditutup. Arus lalu lintas masih sama seperti sekarang. Jalan Lempuyangan tetep mengarah ke timur satu arah," jelasnya, Jumat (12/10/2018).
Selanjutnya, Golkari menjelaskan untuk skenario kedua, Stasiun Lempuyangan akan digeser ke utara.
"Akses jalannya di pindah ke utara sementara Jalan Lempuyangan dibuat dua arah. Ini masih memerlukan beberapa rekayasa yang lain untuk beberapa simpang, misalkan pelebaran jalan juga normalisasi simpang," tambahnya.
Untuk skenario kedua ini, jari-jari di Bundaran Kridosono perlu dinormalisasi.
(BACA JUGA: Nahas, Bodi Samping Honda CR-V Wakil DPRD Kendal Ditabrak Kereta Api, Korban Terpental Keluar)
Pasalnya area tersebut diperkirakan akan tetap padat sebagai imbas ditutupnya lintasan sebidang Lempuyangan.
"Karena orang cenderung mengarah ke Kridosono ketika lintasan sebidang ditutup. Ini akan memicu terjadinya peningkatan volume lalu lintas," ungkapnya.
Selanjutnya, untuk skenario ketiga, dijelaskan Golkari secara garis besar mirip dengan skenario kedua.
Namun di sini muncul wacana menambahkan akses naik menuju flyover dari arah timur ke utara.
"Diharapkan lalu lintas dari timur bisa langsung ke utara sehingga tidak crossing di daerah sekitar itu. Skenario ketiga ini dampaknya paling kecil, misalkan untuk arus lalu lintas di Jalan Yos Sudarso, Bausasran, hingga Simpang Brimob," tutupnya.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
Sumber | : | Tribun Jogja |
KOMENTAR