“Tentunya kalau pertemuan ini berjalan lancar dan peserta memberikan apresiasi maka pada akhirnya banyak wisatawan mancanegara yang datang ke Bali, yang pada akhirnya bisa mendorong perekonomian setempat,” ujar Menhub.
Budi juga mengatakan, pemberlakukan sistem ini harus dikaji secara matang karena kesiapan dan sikap masing-masing masyarakat berbeda dengan peraturan tersebut.
Menurutnya, walaupun di Jakarta masyarakatnya beragam tetapi proses edukasi lebih mudah, sementara di daerah butuh proses yang lebih panjang.
“Sekali lagi kita akan kaji lebih dalam penerapan ganjil-genap di Bali, apakah sangat memungkinkan atau tidak diberlakukan saat pertemuan IMF-Bank Dunia,” tambah Menhub.
(BACA JUGA: Jasa Marga Ralat Infografis, Tarif Tol Integrasi Berlaku Paling Lambat September)
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi juga mengatakan bahwa sejumlah kota besar saat ini juga mengalami kemacetan parah.
Pemerintah pusat mendorong pemerintah daerah untuk bisa menerapkan ketentuan pelat nomor ganjil-genap demi mengurangi kemacetan.
Dari hasil kunjungannya ke sejumlah daerah, beberapa kepala daerah juga kesulita dalam mengatasi kemacetan di kotanya masing-masing.
Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan kendaraan yang begitu cepat tetapi tak diimbangi dengan pembangunan infrastruktur jalan raya.
(BACA JUGA: Jembatan Suramadu Diusulkan Jadi Jalan Non-Tol, Otomatis Gratis?)
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR