Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Lahir Dari Asian Games, Metromini dan Kopaja Justru Ditendang Dari Asian Games 2018

Fedrick Wahyu - Senin, 20 Agustus 2018 | 11:35 WIB
Ilustrasi metromini
Kompas Otomotif
Ilustrasi metromini

Otomania.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melarang bus Metromini dan Kopaja untuk melintasi jalan protokol demi kelancaran Asian Games 2018.

Hal ini karena dua operator angkutan umum tersebut sulit mengikuti perkembangan zaman.

Padahal kalau ditarik melalui sejarah, bus-bus tersebut malah lahir dari Asian Games.

Namun kala itu bus-bus tersebut dikenal dengan nama bus merah yang diperkenalkan melalui Gubernur Soemarno di Jakarta atas instruksi Presiden Soekarno pada tahun 1962.

Tujuan awal dioperasikannya bus adalah untuk kebutuhan transportasi peserta Pesta Olahraga Negara Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces.

(BACA JUGA: Meski Angkutan Umum, Kopaja dan Metromini Dilarang Lewat Jalan Protokol Selama Asian Games 2018)

Saat itu di Jakarta, moda transportasi massal baru beralih dari kereta listrik (trem) yang dioperasikan oleh Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD) yang dihentikan tahun 1960, dan bus pertama yang dioperasikan PPD adalah bus Leyland bantuan Australia pada 1956.

Pada awal operasionalnya belum ada manajemen yang dibentuk untuk mengelola bus-bus tersebut, dan Metromini dikenal dengan sebutan "bus merah".

Setelah pesta olahraga usai bus-bus merah ini tetap beroperasi dan oleh Gubernur Henk Ngantung di tahun 1964, dititipkan pada perusahaan swasta seperti Arion namun tak mampu dikelola dengan baik.

Pada tahun 1976 PT Metromini didirikan bersamaan dengan Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja) untuk menaungi 152 orang yang mengoperasikan 313 bus mini atas instruksi Gubernur Ali Sadikin.

Pada tahun 1980, bus-bus tua bagaikan roti ini kemudian diperbarui dengan bus-bus Toyota.

(BACA JUGA: Terbelah, Bus Pariwisata Tabrak Tiang Jembatan Di Tol Cipali)

 

 

Bus merah, cikal bakal metromini
Bus Klasik - WordPress.com
Bus merah, cikal bakal metromini

Hingga awal 2000-an, armadanya terus bertambah dan menjangkau hampir seluruh jaringan jalan raya Ibu Kota.

Tarifnya yang murah dan rata untuk sekali jalan membuat bus ini menjadi andalan.

Di era kepemimpinan Ahok keberadaan Metromini dan Kopaja mulai terancam. 

Di samping sudah adanya Transjakarta.

Selain itu, Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Transportasi mengamanatkan semua angkutan umum harus diremajakan setelah 10 tahun.

(BACA JUGA: Ini Dia Sosok Di Balik Aksi 'Jokowi' Naik Moge Saat Pembukaan Asian Games 2018)

Karena rata-rata Metromini dan Kopaja berumur di atas 10 tahun maka Ahok ingin pemilik kendaraan tersebut bergabung di bawah bendera Transjakarta.

Tapi pemilik keberatan karena tak sanggup jika harus membeli armada baru.

Selain itu, Ahok meyakini bus yang beroperasi memang sudah tak laik jalan dan dikendarai ugal-ugalan.

Ahok yang kala itu sudah bersiap untuk perhelatan Asian Games 2018, membuka rute-rute yang dilayani Metromini dan Kopaja untuk mematikannya secara perlahan.

Ia bahkan berjanji, saat Asian Games 2018, tak ada lagi Metromini dan Kopaja jelek.

(BACA JUGA: Ingat, Beberapa Ruas Tol Dipakai Sebagai Jalur Khusus Rombongan Asian Games)

 

Transjakarta
jakarta.tribunnews.com
Transjakarta

Tapi pada akhirnya pemerintah menoleransi keberadaan Metromini dan Kopaja.

Meskipun begitu permasalahan antara bus-bus tersebut sering terjadi dengan Transjakarta.

Ini disebabkan trayeknya diserobot Transjakarta padahal mereka punya izin yang diperpanjang.

Mereka tak sanggup membeli kendaraan baru dan memilih menjual armadanya menjadi rongsokan dan alih usaha.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan pihaknya sebenarnya bisa saja mengandangkan bus-bus yang tak laik jalan ini sesuai dengan Perda Transportasi.

(BACA JUGA: Mobil Listrik Sampai Otonom, Ini Kendaraan Di Asian Games 2018)

Namun menurutnya, itu terlalu menekan pemilik mobil.

"Konsep yang akan nanti kita akan terapkan itu bukan ingin menjadi Metromini punah, bukan Kopaja punah," ujar Andri.

"Malah justru, ke depan, kita ingin memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada operator existing untuk tetap melakukan usaha di bidang transportasi," tambahnya, Minggu (19/8/2018).

Andri mengatakan kebijakan ini sesuai dengan keinginan Gubernur DKI Anies Baswedan.

Anies disebut ingin tak hanya penumpang yang untung, namun juga sopir dan pemilik armada.

Andri menyakini lambat laun, pemilik kendaraan akan bergabung.

"Ya optimis dong. Harus optimis. Selama niat kita mensejahterakan masyarakat. Ada operator, usaha, ada masyarakat, semua ingin menjadi bagus insya Allah bagus," kata dia.

Editor : Iday
Sumber : GridOto.com

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa