Otomania.com - Salah satu tim balap motor di IRS 2018 mengeluhkan mendapat bensin yang tak sesuai standar.
Aturannya setiap tim balap mendapat BBM jenis Pertamax Turbo yang beroktan 98, tapi timbul kecurigaan dan saat di tes hanya menunjukan beroktan 86.
Setelah ramai dibahas, tim ART Jakarta berinisiatif melakukan pengetesan ulang pada sampel BBM motor balap yang digunakan
Pengetesan di PT Catur Bangun Putra, penyedia alat tes bahan bakar di Jakarta Timur.
"Tujuan pengetesan ulang ini dilakukan untuk keperluan data kami," ujar Ade Rachmat dari tim ART Jakarta saat ditemui (13/7/2018).
(BACA JUGA: Tragis, Pemotor Honda BeAT Tak Sadarkan Diri Setelah Tabrak Tiang Listrik di Tangerang, Pendarahan di Kepala)
Pada hasil tes yang dilakukan ternyata terdapat perbedaan hasil yang cukup signifikan.
Sayang, Ade enggan membuka angka oktan temuan barunya tersebut.
Hanya disebut tidak berangka 98 seperti keluaran SPBU.
Jadi ada kemungkinan dua alat ukur yang digunakan tidak akurat.
"Memang hasil yang didapat berbeda pada jenis BBM yang sama dikarenakan alat pengetesan di tempat ini berbeda dengan yang kami miliki," ujar Ade.
(BACA JUGA: Mirip Usia SIM, Baterai Lithium Honda PCX Hybrid Bisa Tahan Empat Sampai Lima Tahun, Tapi Enggak Mati)
Alat tes yang digunakan tim ART Jakarta menggunakan metode celup sehigga alat tes mengalami kontak langsung dengan cairan BBM.
Sedangkan alat tes di Jakarta Timur menggunakan sensor sonar yang ditembakkan pada kandungan BBM.
"Alat tes kedua ini ternyata tidak bisa mendeteksi perubahan nilai oktan bila BBM sudah dicampur dengan bahan aditif seperti octane booster," tambah Ade.
Dari hasil yang berbeda ini, pihak ART Jakarta ingin adanya pertemuan dari pihak panitia dan juga penyuplai bensin.
"Hasil data yang keluar berbeda, ya sebagai bahan komparasi saja dulu untuk sementara," tutup Ade.
(BACA JUGA: Spesifikasi dan Perbedaan New Honda PCX Hybrid Dengan Versi Konvensional, Dilengkapi Tiga Mode Berkendara)
Lantas apa tujuan ART Jakarta mengangkat kualitas bahan bakar balap ke publik?
Menurut Ade, ia ingin panitia IRS memperbaiki prosedur balap.
Motor yang bisa start adalah motor yang mengisi bahan bakar lewat panitia dan disegel sebelum dipasangkan transponder.
Menurutnya, kru tim sudah menemukan ada peserta yang tak mengisi bahan bakar lewat panitia namun bisa dipasangkan transponder.
Dicurigai, ada tim-tim yang mengisi sendiri bahan bakar untuk motor mereka karena tahu kualitas bensin yang disediakan panitia kurang bagus.
(BACA JUGA: Bos Repsol Honda Klarifikasi, Bukan Dia Yang Depak Dani Pedrosa, Tapi Keputusan Perusahaan)
Dari kasus ini, ada tiga kemungkinan.
Pertama alat ukur yang dipakai tim ART Jakarta dan lab rujukannya tidak akurat.
Kedua, panitia balap IRS tidak menjalankan prosedur isi bahan bakar sesuai aturan sehingga muncul kecurigaan kualitas bahan bakar tiap motor peserta berbeda.
Ketiga, Pertamina selaku penyuplai bahan bakar tidak melakukan kontrol kualitas bahan bakarnya.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR