Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Banyak Mitranya Kena Order Fiktif, GO-JEK Lacak Pelaku Dalam Waktu Kurang 1 Jam

Ditta Aditya Pratama - Minggu, 10 Juni 2018 | 15:00 WIB
Go-Jek
Tribunnews.com
Go-Jek

Otomania.com – Maraknya pengendara ojek online menerima orderan fiktif, pihak Go-JEK kini merespon laporan tersebut dengan cepat.

"Pelayanan pelaporan dan penelusuran kami laksanakan dengan sigap dengan jangka waktu respon di bawah 1 jam," ungkap Director Corporate Affairs GO-JEK, Nila Marita, Sabtu (07/06).

Respons cepat tersebut menjadi bagian dalam proses identifikasi, verifikasi, dan pemberian sanksi dari perusahaan startup unicorn asli Indonesia itu. 

Dalam menelaah kasus ofik, GO-JEK mendapatkan temuan menarik di mana sekitar 80 persen sebaran ofik terkosentrasi pada area dan jam tertentu.

"Kami mencurigai aksi ofik ini sengaja dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab yang memiliki misi hanya untuk membawa order fiktif ke platform GO-JEK," paparnya.

(BACA JUGA: Ide Bagus, DPR Usulkan Beri Subsidi ke Pertalite dan Pertamax, Premium Biarkan Naik Tinggi)

Sejauh ini sistem GO-JEK sudah lebih baik dalam mengidentifikasi dan menangani ofik.

Sebanyak 90% ofik sudah berhasil dihentikan sebelum sampai ke aplikasi mitra pengemudi GO-JEK. 

Riset Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) 2018 tentang Order Fiktif (Fake Order) dipublikasikan pekan ini mengungkapkan pentingnya penanganan ofik.

Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 – 2017 belum menembus 5,1 persen sehingga membutuhkan penyerapan tenaga kerja.

Di sini, GO-JEK membantu penyerapan sebanyak 850 ribu tenaga kerja pada 2017.

(BACA JUGA: Enggak Kapok! Bawa Golok Sampai Gir Motor, 10 Remaja Peserta SOTR Kembali Diringkus Polisi)

Arus investasi dan penyerapan tenaga kerja bisa terganggu atau berkurang jika order fiktif semakin marak.

Terpisah, Ketua dan Pendiri Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja K menekankan dunia digital memang memiliki tantangan tersendri.

"Tidak ada satu pihak pun yang kebal terhadap ancaman siber," ujarnya.

Ardi menekankan hal yang terpenting dari menghadapi situasi itu adalah keseriusan mengantisipasi dan menangani persoalan yang terjadi.

"Membangun kepekaan itu sebagai langkah preventif (pencegahan). Seperti dari industri telko (telekomunikasi), pelaku finansial teknologi (fintech), pemain OTT (Over The Top), dan termasuk masyarakat sendiri," sarannya.

(BACA JUGA: Ada Apa Nih? KNKT Dilarang Cek Kampas dan Roda Depan Truk Maut di Brebes Oleh Oknum Polisi)

Editor : Iday
Sumber : Tribunnews.com

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa