Jakarta, Otomania.com - Sejak 2010, Universitas Indonesia (UI) konsisten mengikuti kompetisi kendaraan adu irit Shell Eco Marathon di jenis mesin bensin. Rupanya ada alasan khusus, mengapa UI memutuskan demikian.
Selain mesin bensin, UI juga selalu mengirimkan dua tim bernama Nakoela yang turun di kategori prototipe dan Sadewa untuk urban concept. Tahun lalu, di SEM Asia yang digelar di Filipina, kedua tim itu menang di kategori masing-masing
Hasil luar biasa dicapai Nakoela dengan kendaraan Keris RVI II. Kendaraan seberat 45 kg berbasis mesin Honda Beat 110cc itu direkayasa sedemikian rupa hingga sanggup menempuh 792 kpl.
Kemenangan itu perdana buat Nakoela. Selain itu juga jadi yang pertama buat tim asal Indonesia juara kategori prototipe.
Buat Sadewa, kemenangan telah didapat pada 2012 dan 2014. Pada tahun lalu, rancangan kendaraan Kalabia Evo6 bermesin Honda Supra X 125cc sanggup mencapai efisiensi 275 kpl. Kendaraan ini pakai transmisi 3-percepatan, beda dengan Keris RVI II yang menggunakan rantai.
“Kalau ditanya masalah kenapa kami pilih bensin, karena kebanyakan yang dipakai transportasi masyrakat Indonesia itu bensin. Kami dari universitas bukan cuma mengejar sertifikat semata tapi ingin juga ikut andil dalam program hemat energi. Sebab kan energi fosil diprediksikan akan habis,” kata Imanuel, manajer Tim Nakoela di Jakarta, Jumat (10/3/2017).
Imanuel juga bercerita, pada masa awal lebih banyak tim memilih kategori bensin namun sekarang sudah berkurang. “Buat kami harus bisa juara dulu baru bisa riset ke yang lain. Jadi karena target kami lomba membawa nama Indonesia makanya kami konsisten dulu sampai juara,” kata Imanuel.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR