Jakarta, Otomania - Mika lampu yang berembun pada mobil membuat pancaran cahaya tidak maksimal. Proses pengembunan sendiri terjadi akibatnya adanya kondensasi, tapi proses tersebut terbagi dalam dua kategori, yakni secara natural atau akibat adanya kebocoran.
Lantas, apa perbedaan keduanya dari segi fisik? Menjawab hal ini, Anjar Rosjadi, Executive Coordinator Techical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM), menerangkan, perbedaannya bisa dilihat dari kadar pengembunannya.
"Bila natural maka pengembunannya lebih sedikit dan belum jadi titik-titik air, sedangkan bila karena kebocoran akibat kerusakan, maka kebalikan dari natural tadi. Kadar embun lebih banyak dan rata-rata sudah jadi titik air," ucap Anjar kepada Otomania di Jakarta, Rabu (23/11/2016).
Perbedaan lain juga bisa dilihat dari proses pengeringannya. Bila kondensasi secara alami akan mudah hilang saat lampu utama dinyalakan, beda dengan yang pengembunan akibat kebocoran.
"Bila bocor kadar udara yang masuk otomatis akan lebih banyak, bahkan tidak menutup kemungkinan air juga bisa masuk saat hujan atau ketika cuci mobil. Efeknya akan susah hilang atau kering. Tidak secepat yang alami," kata Anjar.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR