Jakarta, KompasOtomotif – Rambut pada ban baru di etalase toko sering kali digunakan jadi penanda kondisi belum digunakan atau masih baru. Lantas setelah dibeli lalu digunakan apakah sebaiknya bagian itu dibuang atau dibiarkan saja?
Rambut itu berada di sisi luar ban, bentuknya berupa karet yang hampir menjuntai dari permukaan tapak. Dalam ulasan Otomania sebelumnya, rambut itu berasal dari sisa produksi ban saat proses curing.
Menurut Dodiyanto, Product Development Specialist PT GT Radial Tbk, setelah ban selesai diproduksi rambut itu tidak lagi berguna. Ia menjelaskan tidak ada masalah jika rambut itu dipotong atau dibuang.
“Dibuang juga engga apa-apa yang paling penting kan ada petunjuk TWI (tread wear indicator),” katanya pada Rabu (23/3/2016).
Sebelum membeli, rambut pada ban boleh saja jadi indikasi kondisi baru, tapi setelah digunakan cara itu tidak lagi bisa dipakai. Buat memonitor kondisi keausan ban, acuan resminya ada pada TWI.
Rambut bikin ban licin?
Rambut ban bisa saja dibuang, namun banyak pemilik yang justru membiarkannya saja. Lantas ada pendapat yang mengatakan rambut ban membuat daya cengkram berkurang. Hal ini tidak dibenarkan Dodiyanto.
“Kalau dari hasil tes kami dari ban baru sampai pengembangan, kami belum pernah menemukan kasus rambut itu bikin ban motor makin licin. Tidak memengaruhi grip, kami tes di Sirkuit Sentul besar,” jelas Dodiyanto.
Dari pernyataan Dodiyanto, kesimpulannya, rambut ban boleh saja dibuang atau dipertahankan. Setelah ban dibeli konsumen maka keputusan itu ada di tangan konsumen.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR