Valencia, Otomania - Perseteruan MotoGP tak lagi bicara mengenai tim balap, produsen, atau pebalap. Tapi, perang MotoGP sudah merebak ke ranah gengsi antar negara dan masih dikuasai dua negara Eropa, Spanyol vs Italia.
Seperti halnya sepak bola, Spanyol dan Italia mungkin masih jadi salah satu kiblat dunia. Tengok saja kehebatan Barcelona dan Real Madrid di La Liga, atau finalis Liga Champions musim lalu, Juventus dari Serie A.
Dua negara ini juga menjadi kiblat untuk urusan balap sepeda motor. Italia dengan era Valentino Rossi yang pernah tak punya lawan di MotoGP, lalu Spanyol menggebrak dengan serbuan pebalap Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo, dan Marc Marquez.
Italia memang tak secemerlang Spanyol buat urusan regenerasi pebalap. Tim Matador seolah tak kehabisan stok petarung roda dua, apalagi dengan munculnya The Baby Alien, Marquez, di tengah masih gemilangnya Lorenzo dan Pedrosa.
Bukan The Doctor namanya bila tak ingin membuat sensasi. Sadar kadar usia yang makin menua dan sulit untuk bersaing kompetitif dengan matador muda Spanyol, Rossi yang membawa harga diri Gli Azzurri tampil trengginas di musim ini.
Rossi sangat sadar musim ini bisa menjadi kesempatan terakhirnya bisa menjadi juara dunia MotoGP. Tahun depan, peta pertarungan akan semakin sengit dan deretan lawannya juga sudah makin matang dalam bertarung di atas sirkuit.
Insiden Sepang
Banyak yang tidak menyadari jika MotoGP kini sudah bicara dua negara tersebut, Spanyol dan Italia, sampai GP Malaysia, di Sirkuit Sepang, dua pekan lalu. Dalam konferensi pers sebelum balapan, Rossi menuding Marquez sengaja menghalanginya di GP Australia untuk membiarkan Lorenzo finis di depannya.
Tudingan Rossi tentu bukan tanpa alasan. Marquez dan Lorenzo adalah rekan sekompatriot meski berbeda tim. Marc akan lebih senang melihat Lorenzo yang asal Spanyol menjadi juara dunia, ketimbang Rossi. Makum saja, sejak 2010 Spanyol menguasai MotoGP (kecuali 2011, Casey Stoner menjadi juara).
Sirkuit Sepang menjadi saksi keputusan Rossi untuk "memberi pelajaran" kepada Marquez, meski harus ditebus dengan penalti tiga poin, yang memaksanya start di posisi paling belakang pada GP Valencia akhir pekan ini. The Doctor sudah mengajukan banding atas hukumannya tersebut, tapi keputusan tentang banding ini baru rilis 6 November mendatang, atau sehari sebelum kualifikasi.
Bagaimana akhirnnya MotoGP 2015? yang pasti pemenang adalah tim Yamaha Movistar. Tapi yang paling menarik dinantikan tentu saja apakah musim ini masih dikuasai Spanyol, atau Italia mampu mematahkan hegemoni tersebut. Kita nantikan saja.!
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR