Jakarta, Otomania - Rantai sepeda motor memiliki fungsi menyalurkan tenaga dari mesin untuk mengerakkan kedua roda melalui gear. Selain memerlukan perawatan, pemilik kendaraan juga wajib menyetel rantai.
Hal ini juga menjadi salah satu yang sering diabaikan pemilik motor. Biasanya mereka hanya mengandalkan penyetelan rantai saat sedang melakukan servis saja ke bengkel, padahal cara pemakaian serta jarak tempuh harian sangat berpengaruh.
"Menyetel rantai ada aturannya, tidak boleh kencang tidak boleh kendur. Posisi rantai yang terlalu kencang bisa membuat rantai putus saat motor berakselerasi, sebaliknya kalau kendur lama-lama rantai bisa copot dari gear," ucap Slamet Pamuji dari bengkel Selta kepada Otomania, Condet - Jakarta Timur (18/10/2015).
Menurutnya, kondisi ini tentu berbahaya saat berjalan. Untuk merasakan setelan rantai paling mudahnya saat sedang berjalan, biasanya saat terlalu kendor suara rantai akan sedikit berisik, selain itu saat deselerasi terasa ada sendatan atau getaran. Sedangkan bila setelan rantai terlalu kencang dan ketat, getaran akan terasa di bagian footstep.
"Bisa rantai terlalu kendur membuat mata gir tidak pas masuk ke lubang rantai. Untuk menyetel yang paling pas mengikuti jarak yang ada pada swing arm. Tiap motor pasti beda-beda, umumnya ketegangan rantai itu 3 cm dari jarak renggang ketika rantai ditekan (posisi atas dan bawah)," ucapnya.
Selain itu Slamet juga menabahkan, rantai yang terlalu kendur dan diamkan terlalu lama juga berdampak pada sisi efesiensi bahan bakar.
"Bila kendurnya parah membuat aliran tenaga ke gear dan roda belakang tidak bekerja maksimal atau responsif karena ada jeda yang membuat roda berputar lebih lama. Gas ditarik tapi lama bereaksi karena menunggu rantai mengencang terlebih dahulu," ucapnya yang biasa menangani motor lawas.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR