Jakarta, Otomania - Menjaga bodi mobil tetap bersih merupakan salah satu cara mudah merawat tampilan tetap kinclong dan cat tak mudah pudar. Banyaknya debu serta kotoran yang melekat pada bodi, bila didiamkan terlalu lama bisa merangsang timbulnya noda dan jamur yang bisa merusak cat.
"Cuci mobil menjadi salah satu alternatif paling mudah untuk merawat cat. Bila kondisi cuaca sering hujan dan panas dan mobil didiamkan terus menerus, di lapisan cat akan timbul jamur yang susah untuk dihilangkan, buruknya lagi bisa merusak kilau cat," ucap Daniel Yoga, pemilik jasa auto detailing Gloss Geek kepada Otomania, awal September lalu.
Ketika mencuci juga tidak boleh sembarangan, ada hal-hal yang harus diperhatikan. Mulai dari kualitas carian untuk sabun yang digunakan sampai lap penyerap air yang sering digunakan ketika mengeringkan mobil.
Kadar sabun yang asal berbusa juga tidak baik karena ada kandungan pH yang wajib diperhatikan. Bila pH tidak berimbang bisa menyebabkan beberapa kerusakan pada cat.
Misalnya, pH terlalu rendah maka cairan bersifat asam dan berdampak mengrokosi cat. Sedangkan bila pH tinggi bersifat basa akan menyebabkan deterjen terlalu lebat yang juga berdampak cat bisa kusam.
Begitu juga untuk lap penyerap air, sebisa mungkin dipisahkan antara yang digunakan untuk mengeringkan bagian kaki-kaki dengan bodi. Kotoran pada kaki biasanya berasal percikan aspal yang mengandung minyak, bila tidak dipisahkan, justru bodi mobil bisa terkena dampak buruknya.
"Biasanya tukang cuci yang sekadarnya atau non profesional, sabunnya berupa literan tanpa ada kejelasan merek dan kadarnya. Untuk mencuci sendiri baiknya gunakan sabun yang sudah berlabel profesional yang biasanya tertulis pH balance. Lap untuk mengeringkan bila tidak dibedakan bisa membuat bodi terjadi spider web seperti jaring laba-laba saat terkan sinar matahari," ucapnya.
Satu hal penting lagi, bila habis mengeringkan bodi baiknya langsung dilap menggunakan kain microfiber. Dengan lapiasan yang lebih lembut aman untuk memoles bodi mobil.
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR