Mesin 3.0L Pentastar V6 ini merupakan pusat tenaga yang diproduksi khusus untuk pasar Asia. Semula Jeep hanya memasarkan mesin ini pada produk-produk di China, tapi berkat lobi PT Garansindo Inter Global, selaku agen tunggal pemegang merek (ATPM) Jeep, akhirnya masuk ke Indonesia.
Langkah ini juga sebagai upaya Garansindo menghindari jeratan Pajak Penambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM) 125 persen, untuk mobil bermesin 3.000 cc ke atas.
Mesin ini memiliki sudut kemiringan 60 derajat yang berfokus untuk mengurangi getaran dan suara bising. Lewat kolaborasi transmisi lima percepatan otomatis tenaganya mampu menyentuh angka 230 tk dengan torsi 285 Nm.
Meski tenaganya berkurang tapi kemampuan menjelajah jalur esktrem, seperti jalan berlumpur, genangan air, tanjakan curam, sampai permukaan licin masih belum surut. Hal ini sudah dibuktikan Otomania ketika mencobanya berpetualang di lahan tanah, kawasan BSD, Tanggerang. belum lama ini.
Menanjak digundukan tanah, bermain di genangan air, dan berlumpur, seperti mengembalikan Wrangler ke habitat aslinya. Bahkan semua rintangan ini dilahap tanpa harus mengubah sistem pengerak empat roda yang dimilikinya.
Sebagai mobil petualang, Jeep juga turut menyertakan Fitur Electronic Stability Control (ESC) yang membantu mempertahankan kontrol kemudi ketika bermanuver di berbagai medan, terutama medan licin dan tak rata. Sedangkan saat berjalan di permukaan jalan rusak, suspensi heavy-dutynya juga bekerja dengan baik dalam meredam getaran.
Fitur andalan lainnya adalah Hill Descent Control (HDC), yang sigap menjaga ritme laju kendaraan saat turun dari bukit yang curam. Sedangkan Hill Start Assist (HSA) sama seperti mobil bergenre SUV lainnya yang memiliki fungsi membantu melalui tanjakan terjal.
Dalam Kota
Sekarang, giliran mengajak Wrangler Rubicon keliling Ibu Kota. Meski keluar dari habitat, mengendarai SUV di jalan protokol terasa cukup mengasyikan. Sistem kemudi yang ringan mampu memudahkan ketikan bermanuver kecil. Apalagi dengan tenaga besar di putaran mesin rendah, membuat aksi stop n go menghadapi kemacetan masih terkompensasi.
Ketika diajak ngebut di jalan tol, meski cukup bertenaga tapi gejala lag masih terasa. Apalagi ketika melibas tikungan dengan kecepatan 80 kpj, efek limbung tetap menjadi kendala utama, oleh karena itu kami lebih memilih menikmati perjalanan dengan fitur cruise control.
Secara garis besar, ketika bermain di perkotaan konsumsi bahan bakar yang kami raih dari MID berkisar 6,9-7,7 kpl, hal ini tentu lumayan irit bila dibandingkan dengan mesin sebelumnya yang memiliki kapasitas 3.600 cc.
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR