Penggunaan scanner jelas membuat pekerjaan mekanik jadi lebih ringan dan tak perlu mencari kerusakan mobil secara manual, terutama kelistrikan. Menurut Rusdi Sopiandi, pemilik bengkel Fendryss di Jl Raya Pondok Kelapa, Jakarta Timur, scanner bisa digunakan untuk mobil-mobil yang sudah cukup canggih, minimal lansiran 1997 ke atas.
”Tapi tidak semua bisa dideteksi. Alat ini hanya bisa menganalisa penyebab kerusakan sistem komponen yang diatur oleh ECU. Misalnya pada Camry atau mobil-mobil Eropa, sistem elektrikal, transmisi, ABS, airbag, immobilizer, AC, sampai sistem injeksi dan sensor-sensor di mesin,” ujar Rusdi.
Namun Rusdi menegaskan bahwa kerusakan ”manual”, misalnya bunyi-bunyian kampas rem, oli mampet, atau setir yang belum digerakkan secara elektrik, harus dicari sendiri oleh mekaniknya.
”Tidak semua bengkel non resmi punya scanner, karena harganya yang cukup mahal. Lagi pula, scanner universal harus di-update untuk membaca teknologi terkini mobil-mobil yang beredar di pasaran. Data software bisa diisi sistem dari semua merek dan tipe mobil,” terang Rusdi.
Tentu, untuk menggunakannya, akan dikenakan biaya tambahan jika bukan berupa servis berkala (servis rutin, pengecekan menggunakan scanner sudah termasuk biaya servis).
Editor | : | Aris F Harvenda |
Sumber | : | KompasOtomotif |
KOMENTAR