Kemunculan smartphone dengan aplikasi navigasi yang bisa diunduh gratis dan simpel membuat GPS tak lagi jadi pilihan. Penggunaan alat navigasi yang bukan bawaan fitur asli mobil pun tidak lagi dilirik.
”Tren menurun sudah mulai terasa sejak pertengahan 2013. Sampai sekarang pasarnya cenderung negatif. Ponsel pintar sudah menjadi pilihan, karena bersifat multifungsi hanya dengan satu device,” kata Alamsyah, Head of Bussiness Development PT Super Spring, produsen GPS navigasi dan pelacak.
Meski tren penggunaan ponsel pintar untuk bernavigasi terus naik, namun masih ada kelemahan smartphone saat dipakai bernavigasi. Misalnya, tiba-tiba terdapat panggilan masuk, atau baterai yang cenderung boros. Alamsyah mengatakan bahwa peminat GPS navigasi tetap ada dan perlu dipelihara.
Kini para pemain GPS navigasi semakin fokus mencari celah. Selain alat navigasi, produsen juga mulai gencar melakukan promosi pada GPS jenis pelacak. Pasar taksi yang tak mungkin menggunakan ponsel berbasis Android atau iPhone juga menjadi bidikan lain.
”Pasar-pasar itu yang masih bisa digarap. Trennya sedang naik. Kami sebagai produsen tentu menyiapkan infrastruktur aftersales di pasar GPS pelacak, mulai dengan pengunduhan data sampai server tambahan,” urai Roby Oktober, Head of Marketing and Sales PT Super Spring.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR