Bahkan Arie berani mengomparasi mobil-mobil seharga miliaran rupiah itu dengan merek dengan mesin 1.500cc yang dipasarkan di Indonesia. ”Kalau dilihat dari tenaganya yang 4 atau 5 kali lipat dibandingkan mobil 1.500cc, secara logika konsumsi bahan bakar bahkan akan lebih irit, misalnya dibandingkan dengan (Toyota) Yaris,” ujar Arie blak-blakan.
Kok bisa? Arie menjelaskan lebih rinci, bahwa penghitungan konsumsi bahan bakar versinya adalah menggunakan perbandingan tenaga yang dihasilkan plus bobot yang sama ringannya. Ferrari tak mengenal istilah besi, karena semua bodi dirancang dari aluminium.
”Bobot sudah pasti ringan. Misalnya Ferrari 458 dengan mesin 4.500cc, bobotnya sama dengan mobil 1.500cc. Secara teori, dengan tenaga 4-5 kali lipat lebih besar tapi punya bobot yang sama, otomatis konsumsi bahan bakar lebih irit jika ditarik logika,” papar Arie.
Kendati demikian, jika diukur berdasarkan kpl (km/liter) tentu angka yang didapat akan lebih kecil alias boros. Arie mengatakan bahwa rata-rata mobil Ferrari punya angka konsumsi bahan bakar 8 kpl dengan rute kombinasi.
Editor | : | Aris F Harvenda |
KOMENTAR