Lalu bagaimana rasanya jika generasi baru tersebut berinteraksi di kepadatan lalu lintas Ibu Kota. NMI pun meminjamkan unit All New X-Trail varian 2.5 CVT untuk dipakai menembus kemacetan jalan di Jakarta.
Rasa sedan
Posisi duduk sangat menentukan tingkat kelelahan pengemudi. Posisi mengemudi yang sempurna dan pas saat berada di ruang kemudi, bisa menunda pengendara lekas capai. Ketika hendak memulai perjalanan, awak redaksi menemukan ada 2 gaya mengemudi yang bisa diatur pada jok yakni SUV dan sedan.
Melalui pengaturan model elektrik posisi pengemudi bisa dibuat rendah ala sedan atau tinggi khas SUV. Posisi setir pun bisa disesuaikan baik tinggi rendah maupun maju mundur. Jadi, pengendara bisa mengatur sesuai keinginan ataupun kondisi lintasan yang dilalui. Pada posisi tinggi maksimal ruang kepala masih menyisakan spasi 8 cm atau sama dengan 4 jari yang dirapatkan, untuk ukuran dewasa tinggi 170 cm.
Praktis, kondisi tersebut dapat memberikan posisi yang pas bagi segala postur badan dan karakter pengendara. Desain jok konvensional memungkinkan pengemudi berbadan besar tetap dapat menikmati tanpa ada kesan sempit. Plus material yang empuk juga ikut mendukung kenyamanan mengemudi.
"Mata" ekstra
Kondisi lalulintas padat, berpindah lajur dan jalan sempit menjadi momok bagi mobil berbadan besar, yang memang melekat pada karakter SUV. Hal tersebut juga sempat dirasakan ketika mulai berinteraksi di padatnya lalulintas jam pulang kerja (17.00 - 19.00 WIB). Kendati dengan posisi duduk yang tepat jarak pandang bisa terlihat jelas, namun tetap saja ada beberapa area yang tidak terjangkau jelas oleh mata, yang terkadang membuat pengemudi ragu untuk bergerak.
Kondisi tersebut tak lagi jadi masalah ketika mengemudikan X-Trail, sebab kali ini sudah dilengkapi dengan 4 kamera yang dipasang di depan, samping kanan kiri, dan belakang. Pengemudi bisa melihat dengan jelas jarak dan kondisi sekitar, melalui layar pada head unit ketika fitur Arround View Monitor (AVM) di aktifkan. Fitur tersebut otomatis akan mati ketika mobil melaju lebih dari 10 kpj. Teknologi tersebut sangat membantu ketika hendak parkir dan bisa langsung aktif ketika masuk ke gigi mundur.
Eco
Kesan boros kerap melekat pada SUV. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh mesin dengan kapasitas besar dan juga bobot yang tergolong berat. Kendala tersebut coba diminimalisir oleh Nissan dengan menyematkan kelengkapan yang dapat memandu pengemudi untuk berkendara irit. Untuk aktivasi cukup tekan tombol bertuliskan Eco berwarna hijau di sebelah kanan setir, letaknya agak ke bawah dekat tuas pembuka kap dan penutup lubang bensin.
Kelengkapan tersebut dapat mengatur bukaan gas agar lebih teratur meski pengemudi punya karakter berkendara yang cukup agresif. Efeknya bisa menekan pengabutan bensin yang berlebihan pada ruang bakar. Konsekuensinya, akselerasi mobil terkesan agak kurang responsif, karena penambahan tenaga dilakukan secara periodik dan halus.
Jika ingin merasakan semburan tenaga dari mesin QR25DE bertenaga 171 tk, langsung nonaktifkan tombol Eco, dan tampilan tengah panel meter akan berubah. Akselerasi secara spontan akan menjadi lebih responsif. Pada pengujian yang berlangsung 3 hari melintasi lalulintas rute super padat Palmerah - Pondok Labu bolak balik, dengan penggunaan fitur Eco konsumsi bahan bakar mencapai 9,8 kpl. Sedangkan dalam kondisi normal 8,7 kpl. Untuk penggunaan jalan tol bisa meraih 14,5 kpl. Angka tersebut cukup baik untuk ukuran SUV di Tanah Air.
Kesimpulan
Berada di balik kemudi X-Trail ternyata cukup menyenangkan. Baik posisi mengemudi maupun fitur yang tertanam di dalamnya. Teknologi yang disematkan juga dapat membantu mempermudah dan memperkecil rasa khawatir pengemudi ketika harus berjibaku dengan kepadatan lalulintas dan jalan sempit.
Editor | : | Aris F Harvenda |
KOMENTAR