Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Hebat...Enggak Kalah Dari Yang Muda, Kakek 63 Tahun Masih Turun di 3 Kelas Supermoto Sekaligus

Irsyaad Wijaya - Senin, 30 April 2018 | 14:00 WIB
Momo Harmono, pembalap supermoto berusia 63 tahun.
Kompas.com
Momo Harmono, pembalap supermoto berusia 63 tahun.

Otomania.com - Momo Harmono, pria berusia 63 tahun masih terjun jadi pembalap di Supermoto Trial Game Asphalt.

Penampilan pria yang sudah berambut putih itu pun terlihat tak kalah agresif dengan pembalap muda pada sesi free practice atau latihan bebas. 

Baik di kelas Free For All (FFA) 250 cc, FFA 450 cc Non Profesional (Non Pro), dan Trail 175 cc Non Pro pada Jumat (5/4/2018).

"Walau sudah tua begini, saya masih bisa melawan pebalap muda. Buktinya pada latihan resmi tadi, saya berhasil menduduki tiga tercepat di kelas FFA 250 cc, di bawah Doni Tata dan Tommy Salim," ujar dia.

Doni Tata dan Tommy Salim sendiri merupakan pembalap profesional yang masih aktif di dunia balap.

(BACA JUGA: Jaga Perasaan Ya... Omongan Begini Yang Bikin SPG Pameran Otomotif Sakit Hati)

Doni ikut kelas FFA 450 cc dan FFA 250 cc, sementara Tommy selain dua kelas itu ikut pula kelas Trail 175 cc Open, serta Trail 250 cc Open.

Meski begitu, Harmono mengatakan kalau hasil tersebut hanya bisa terjadi pada sesi latihan bebas dan kualifikasi yang membutuhkan putaran atau lap sedikit.

Pasalnya, balapan atau race yang membutuhkan banyak lap akan menguras banyak energi.

Pada sesi kualifikasi, Momo Harmono sendiri berhasil menjadi pebalap kedua tercepat di kelas FFA 450 Non Pro dengan mencetak waktu putaran terbaik 53,974 detik.

Kemudian di kelas FFA 250, catatan waktunya 56,753 detik (urutan ke-9), sedangkan kelas Trail 175 Non Pro 58,551 detik (urutan ke-7).

(BACA JUGA: Belum Sebulan Rilis, Suzuki All New Ertiga Sabet Penghargaan 'The Best MPV')

Bagaimana dengan hasil balapan?

Bapak tiga anak ini berhasil menjadi juara umum kelas FFA 450 cc Non Pro seri Mijen, setelah berhasil finis pertama pada race pertama dan kedua.

Di gelaran TGA, race pada masing-masing kelas berlangsung dua kali, siang dan malam.

Hasil dari dua race tersebut kemudian diakumulasi.

Pembalap yang mengumpulkan poin terbanyak akan keluar sebagai juara umum.

Pembalap yang berhasil finis pertama akan mendapat 25 poin, lalu finis kedua (22 poin), ketiga (20), keempat (18), kelima (16), keenam (14), ketujuh (14), kedelapan (13), kesembilan (12), dan seterusnya sampai urutan kedua puluh (1).

(BACA JUGA: Tak Berani Keluar Rumah Karena Gelap, Paginya Temukan Motor Di Semak-Semak)

Pada kelas Trail 175 cc Non Pro, Momo Harmono ada di peringkat ke-6, setelah finis ke-4 pada race pertama dan finis ke-6 di race kedua.

Sayang, pada kelas FFA 250, dia hanya menempati ranking ke-9, setelah gagal finis di putaran pertama dan finis ke-5 di race kedua.

"Pada balap pertama kelas FFA 250, gir rantai motor saya copot sehingga tidak bisa meneruskan balapan.

Padahal, waktu itu posisi saya sedang ingin melewati urutan ketiga," ucapnya, seusai balapan.

Momo Harmono bersama seorang mekanik.
Kompas.com
Momo Harmono bersama seorang mekanik.

Lalu, apa motivasi bapak dari tiga anak ini untuk terus aktif di dunia balap?

Editor : Iday
Sumber : Motorplus.gridoto.com

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa