Otomania.com - Hujan hampir setiap hari dengan intensitas tinggi mengguyur berbagai wilayah, termasuk Ibu Kota. Genangan yang membentuk banjir pun mulai banyak ditemui, jadi momok para pengendara mobil.
Khusus pemilik mobil yang bermukim di wilayah rawan banjir, disarankan tidak menyimpan kendarannya sementara waktu di rumah. Sebab ada potensi kerugian yang relatif besar jika mobil sampai terendam.
Deni Andrian, Service Manager Bengkel Auto2000 GDC Depok mengatakan, bila ketinggian banjir sampai merendam ruang mesin, masalah yang umumnya ditemui adalah rusaknya electronic control unit (ECU).
(Baca Juga: Mobil Bukan Perahu, Jadi Jangan Nekat Terjang Banjir)
ECU adalah salah satu perangkat terpenting yang menjadi otak kendaraan. Fungsinya banyak, dan paling penting mengatur pengapian serta suplai bahan bakar ke mesin. Kalau rusak atau korslet misalnya, ECU harus diganti dan biayanya relatif mahal.
Deni memberi contoh, ECU Toyota Avanza harganya bisa mencapai Rp 12 juta. "ECU kan otaknya mobil. Kalau rusak biayanya lumayan mahal. Biaya itu untuk ECU-nya saja," kata Deni, Selasa (6/2/2018).
Jika mobil sudah terlanjur terendam banjir, ada cara untuk mencegah kerusakan ECU. Minimal tidak langsung menghidupkan mesin. Pemilik kendaraan disarankan sewa mobil derek untuk membawa mobilnya ke bengkel terdekat.
Serahkan saja kepada mekanik yang akan mengecek bagian apa saja yang terendam. Jika ditemukan ECU ikut terendam, mekanik akan membongkar dan membersihkannya. Cara ini akan membuat ECU tidak terisiko korslet.
(Baca Juga: Sebuah SUV Viral Karena Terjang Banjir Se-Kap Mesin)
Langkah ini juga bisa dipakai untuk pengendara yang nekat menerobos banjir tinggi, namun tiba-tiba mogok di tengah jalan. "Jadi kalau mogok, biarkan saja. Sebaiknya didorong atau diderek. Jangan langsung dihidupkan karena bisa bikin ECU korslet," ucap Deni.
Editor | : | Donny Apriliananda |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR