Otomania.com - Ada beberapa kebiasaan yang dibilang umum dilakukan oleh pengguna mobil sebelum mematikan mesin, yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Apa saja?
1. GEBER MESIN SEBELUM MEMATIKAN MESIN
Yang pertama adalah menginjak gas secara dalam sebelum mematikan mesin mobil.
Kebiasaan ini biasanya dilakukan karena melihat kebiasaan yang dilakukan orang tuanya dan turun-temurun.
Alasanya adalah agar mengisi kembali baterai atau aki, jadi nanti ketika mau kembali menyalakan mesin, tidak mengalami masalah atau aki tekor.
Terkait hal tersebut, Suparna, Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak mengatakan, tidak ada kajian yang lebih dalam apakah benar atau tidak, tapi yang jelas, kendaraan tidak didesain untuk itu.
Menurutnya, jika digas sebelum dimatikan malah menimbulkan efek lain, yang pertama yakni mesin overrunning, putaran tinggi tanpa beban, tidak baik bagi kinerja mesin.
"Apalagi kendaraan sekarang (baru) saya pastikan tidak memerlukan itu. Sistem pengisian (aki) sekarang sudah sangat sempurna dibandingkan dulu, jadi kalau selesai dipakai, mau dimatikan, matikan saja," ucapnya.
"Dia tanpa beban dan justru itu bisa merusak komponen kalau selalu dilakukan (digas sebelum matikan mesin)," jelasnya.
"Kedua, akan menimbulkan pemborosan bahan bakar, dia akan membuang bahan bakar dimana tidak dipakai untuk menggerakkan kendaraan," terang Suparna.
Selain itu, polutan yang muncul lebih banyak karena rpm tinggi, bahan bakar dipakai lebih banyak.
Jadi akan mengotori juga pada akhirnya dan tidak perlu dilakukan.
2. MESIN DIESEL GAK BOLEH LANGSUNG MEMATIKAN MESIN
Kemudian kebiasaan kedua adalah, ada yang mengatakan kalau habis memakai mobil diesel jangan langsung dimatikan, jadi dibiarkan mesin dalam posisi idle dalam beberapa saat.
Menurut Suparna, hal tersebut tidak berlaku pada semua mobil mesin diesel, dan hanya untuk yang pakai turbo.
Tapi jangan salah kaprah, ada beberapa waktu di mana memang jangan langsung mematikan mesin saat berhenti atau parkir.
"Misal dia habis kecepatan tinggi, langsung parkir, dan dimatikan mesinnya. Itu artinya, kondisi turbo sedang panas-panasnya dan tidak ada yang mendinginkan karena tidak ada perputaran kipas, jadi panas terus dan lama. Secara logis memang bisa merusak turbo," ucap Suparna.
Baca Juga: Begini 5 Cara Bikin Tarikan Mesin Mobil Makin Enteng dan Makin Segar
Tapi, kalau setelah dipakai ngebut kendaraan dibawa di kecepatan yang santai, maka tidak perlu lagi menunggu idle sebelum mematikan mesin, langsung saja. Jadi komponen turbo tadi sudah dingin kondisinya.
"Misal dari Cipali di mana kecepatan tinggi, berhenti di rest area, bisa tunggu dulu dua menit baru dimatikan (mesinnya). Tapi kalau sempat jalan yang agak padat, atau mesin stasioner, langsung dimatikan enggak apa-apa," kata Suparna.
3. MOBIL PARKIR DENGAN RODA POSISI BELOK
Dan kebiasaan yang ketiga adalah posisi setir mobil tidak lurus saat mesin mati.
Kalau posisi setir tidak lurus, pertama berkaitan dengan keselamatan, misal ketika terburu-buru dengan posisi setir belok, maka pengemudi tidak sadar dan kadang panik dengan arah kendaraan yang tidak lurus.
"Dia mengira bannya lurus, dia gas dan belok. Saat tergesa-gesa, ternyata parkir mepet atau ada motor atau orang, sehingga bisa tertabrak, sangat berbahaya kalau lupa (posisi setir)," ucapnya.
Selain itu, untuk tipe power steering yang memakai fluida, akan terjadi tekanan yang tidak imbang antara sisi satu dan yang lain, yang dapat menyebabkan terjadinya kebocoran pada sistem power steering.
Baca Juga: Segini Durasi Memanaskan Mesin Mobil yang Baik Menurut Bengkel Resmi