"Kedua, akan menimbulkan pemborosan bahan bakar, dia akan membuang bahan bakar dimana tidak dipakai untuk menggerakkan kendaraan," terang Suparna.
Selain itu, polutan yang muncul lebih banyak karena rpm tinggi, bahan bakar dipakai lebih banyak.
Jadi akan mengotori juga pada akhirnya dan tidak perlu dilakukan.
2. MESIN DIESEL GAK BOLEH LANGSUNG MEMATIKAN MESIN
Kemudian kebiasaan kedua adalah, ada yang mengatakan kalau habis memakai mobil diesel jangan langsung dimatikan, jadi dibiarkan mesin dalam posisi idle dalam beberapa saat.
Menurut Suparna, hal tersebut tidak berlaku pada semua mobil mesin diesel, dan hanya untuk yang pakai turbo.
Tapi jangan salah kaprah, ada beberapa waktu di mana memang jangan langsung mematikan mesin saat berhenti atau parkir.
"Misal dia habis kecepatan tinggi, langsung parkir, dan dimatikan mesinnya. Itu artinya, kondisi turbo sedang panas-panasnya dan tidak ada yang mendinginkan karena tidak ada perputaran kipas, jadi panas terus dan lama. Secara logis memang bisa merusak turbo," ucap Suparna.
Baca Juga: Begini 5 Cara Bikin Tarikan Mesin Mobil Makin Enteng dan Makin Segar
Tapi, kalau setelah dipakai ngebut kendaraan dibawa di kecepatan yang santai, maka tidak perlu lagi menunggu idle sebelum mematikan mesin, langsung saja. Jadi komponen turbo tadi sudah dingin kondisinya.
"Misal dari Cipali di mana kecepatan tinggi, berhenti di rest area, bisa tunggu dulu dua menit baru dimatikan (mesinnya). Tapi kalau sempat jalan yang agak padat, atau mesin stasioner, langsung dimatikan enggak apa-apa," kata Suparna.
3. MOBIL PARKIR DENGAN RODA POSISI BELOK
Dan kebiasaan yang ketiga adalah posisi setir mobil tidak lurus saat mesin mati.
Kalau posisi setir tidak lurus, pertama berkaitan dengan keselamatan, misal ketika terburu-buru dengan posisi setir belok, maka pengemudi tidak sadar dan kadang panik dengan arah kendaraan yang tidak lurus.
"Dia mengira bannya lurus, dia gas dan belok. Saat tergesa-gesa, ternyata parkir mepet atau ada motor atau orang, sehingga bisa tertabrak, sangat berbahaya kalau lupa (posisi setir)," ucapnya.
Selain itu, untuk tipe power steering yang memakai fluida, akan terjadi tekanan yang tidak imbang antara sisi satu dan yang lain, yang dapat menyebabkan terjadinya kebocoran pada sistem power steering.
Baca Juga: Segini Durasi Memanaskan Mesin Mobil yang Baik Menurut Bengkel Resmi