"Jadi bermula saat kami sedang perjalanan pulang dari acara Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Sarongge (tempat kemping)," ujar Ustaz Taufiq yang menjabat sebagai Ketua PKBM Khoiru Ummah.
"Konsep acaranya memang ada kemping, tapi karena kami bawa anak-anak jadi cuma mengikuti pembukaannya aja pada Senin (21/11) kemarin," imbuhnya
Rombongan yang mengikuti PKBM itu terbagi menjadi dua, yakni rombongan murid perempuan dan murid laki-laki.
"Jadi pas arah pulang menuju sekolah, kami melintas di depan Sate Shinta (lokasi titik longsor), lalu ada suara gemuruh dari atas. Nah untuk rombongan saya yang murid perempuan ini selamat karena longsor itu tertahan besi dan batu penahan tebing," ungkapnya.
Namun, untuk yang rombongan laki-laki, kata Taufiq, tidak terlihat sama sekali.
"Jadi rombongan laki-laki itu bersama Ustadz Yunus Iskandar ada delapan orang. Nah rombongan itu pas kejadian sudah tidak terlihat," jelasnya.
"Tapi tak lama, masyallah, ada murid yang teriak panggil-panggil nama saya. Dan ternyata itu Dawa," ucapnya.
Taufiq menambahkan, Dawa sempat bercerita dengan kondisi yang menimpanya kepada Ustadz Yunus beserta teman-temannya yang lain.
"Ya Allah engga kuat saya. Dia cerita katanya teman-temannya sudah terpencar, Ustadz Yunus juga katanya kakinya patah dan luka-luka lainnya," ucap Taufiq dengan bersedih menceritakan kondisi saat itu.
Menurutnya, dari kejadian tersebut, Ustadz Yunus selaku pembimbing rombongan murid laki-laki meninggal dunia, selain itu, dua siswa lainnya bernama Fata dan Salman meninggal dunia.
"Dari rombongan tersebut yang selamat adalah Razwa, Fakih, Fauzan, Iqbal, Hisan sama Dawa yang nyamperin saya itu pas kejadian. Kalau yang lain itu ditemukan dalam selang waktu yang berbeda," ujarnya.
Taufiq pun mengungkapkan kondisi terkini murid yang berhasil selamat dari tanah longsor tersebut.
"Kondisi murid saat ini masyaallah, Hisan bocor di kepala, kemudian dia ketika mau apa-apa suka bengong. Habis bicara bengong," katanya.
"Kemudian Razwa dia matanya merah sampai sebutin kepalanya kayak cair. Sekarang sudah diperiksa di Bandung," ujarnya.
Selanjutnya, murid bernama Fakih matanya merah. Menurutnya, yang terpenting saat ini adalah memperbaiki kondisi psikisnya.
"Ibarat saya saja yang tidak kenapa-napa kaget dan syok. Bagaimana mereka yang terjebak dan sempat tertimbun longsor," ungkap Taufiq.
Dia mengatakan bahwa sudah tidak ada lagi murid maupun guru yang berasal dari STP SD Khoiru Ummah Cianjur yang terjebak pada longsor di Jalan Raya Cipanas.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Detik-detik Murid Ceritakan Tertimbun Longsor Akibat Gempa Cianjur, Ustaz: Ya Allah Enggak Kuat Saya,