Otomania.com - Siap-siap nangis, wacana kenaikan harga Pertalite mulai disebut tiga menteri, Pertamina buka suara.
Sinyak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite semakin kuat.
Pasalnya, sudah ada tiga menteri di Kabinet Indonesia Maju yang menyuarakan soal wacana penyesuaian harga BBM RON 90 tersebut.
Ketiganya adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
Lantas, benarkah harga Pertalite akan naik?
Penjelasan Pertamina
Terkait wacana kenaikan BBM bersubsidi Pertalite, Kompas.com menghubungi Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), Irto Ginting.
Irto menuturkan, penyesuaian harga BBM Pertalite merupakan kewenangan dari pemerintah. Sebab, melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 37.K/HK.02/MEM.M/2022 yang diteken pada 10 Maret 2022, Pertalite merupakan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP).
“Pertalite, karena sudah menjadi JBKP, maka kewenangan untuk penyesuaian harga Pertalite ada di pemerintah,” ujar Irto, saat dihubungi Kompas.com pada Sabtu (23/4/2022).
Baca Juga: Terbongkar, Ternyata Segini Harga Asli Pertalite dan Biosolar per Liter Kalau Dijual Tanpa Subsidi
Adapun JBKP menurut Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014, adalah bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari minyak bumi yang telah dicampurkan dengan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan bakar lain dengan jenis, standar, dan mutu tertentu yang didistribusikan di wilayah penugasan.
Artinya, Pertamina hanya diberikan tugas oleh pemerintah untuk mendistribusikan Pertalite di wilayah tertentu dengan disertai penetapan kuota tahunan yang disubsidi.
Subsidi yang diberikan pemerintah kepada Pertamina tersebut menggunakan dana APBN.
Sinyal kenaikan harga Pertalite dari 3 menteri
Sebelumnya, sinyal kenaikan BBM jenis Pertalite bermula dari Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Saat ditemui di Bekasi Timur dalam kunjungan meninjau LRT, Jumat (1/4/2022), Luhut memberikan sinyal bahwa akan ada kenaikan BBM dan elpiji 3 kilogram di tahun ini.
“Overall (secara keseluruhan), yang akan terjadi (kenaikan) itu Pertamax, Pertalite, Premium belum, gas yang 3 kilo itu (ada kenaikan) secara bertahap,” ujar Luhut, dilansir dari Kompas.com (1/4/2022).
Ia pun melanjutkan, pemerintah akan menaikkan harga secara bertahap di tahun ini, yakni pada 1 April, Juli, dan September 2022.
Menko Perekonomian juga mengatakan bahwa pemerintah tengah mengkaji lebih lanjut kenaikan harga Pertalite dan elpiji 3 kilogram.
Ia mengatakan, pengkajian diperlukan lantaran komoditas tersebut menjadi yang paling banyak dikonsumsi masyarakat dibanding barang jenis lain.
“Sekarang kita masih mengkaji. Sesudah kita kaji, kita akan umumkan, Tapi saat sekarang belum,” ujarnya, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (5/4/2022), dikutip dari Kompas.com.
Merespons kenaikan harga minyak dunia
Hal yang sama juga dibeberkan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Ia mengatakan, rencana kenaikan BBM sebagai respons dari tingginya harga minyak mentah dunia.
Arifin menerangkan, kenaikan harga minyak dunia akibat konflik geopolitik Rusia-Ukraina membuat harga minyak mentah Indonesia (ICP) per Maret 2022 sebesar 98,4 dollar AS per barrel.
Padahal, asumsi APBN 2022 harga minyak mentah hanya 63 dollar AS per barrel.
“Untuk jangka menengah dan panjang, akan dilakukan penyesuaian harga Pertalite, minyak Solar, dan mempercepat bahan bakar pengganti,” ujar Arifin dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Rabu (13/4/2022), dilansir dari Kompas.com.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 3 Menteri Beri Sinyal Kenaikan Harga Pertalite, Ini Kata Pertamina