Dia sekarang memiliki waktu enam tahun untuk menempuh sekolah menengah dan akan berusia 25 tahun ketika dia lulus.
Baca Juga: Kaki Hampir Patah, Ditinggal Sendiri di Dalam Hutan, Motor Tukang Ojek Raib Dirampas Penumpangnya
Namun demikian, dia tidak merasa keberatan dengan perbedaan usia dengan teman-teman sekelasnya dan menggambarkan mereka sebagai "ramah".
Emmanuel juga menikmati suasana di asrama, dengan mengatakan bahwa kehidupan asrama itu baik karena ini adalah cara belajar untuk hidup sendiri pada suatu hari nanti.
Di masa depan, dia ingin belajar akuntansi di perguruan tinggi sebagai persiapan diri untuk membantu memanajemen penggunaan uang negara.
Kehati-hatian dan kejujurannya dilihat sebagai contoh untuk diikuti di sebuah negara di mana ada praktek korupsi marak dan pejabat sering dituduh mencuri uang kas negara.
Bersikap jujur itu baik
Berkaca kepada olok-olok beberapa orang atas tindakannya mengembalikan uang, dia mengaku bisa saja dia menggunakannya untuk memperbaiki kehidupannya.
"Tetapi itu tidak akan pernah memberi saya kesempatan yang saya miliki sekarang," kata Emmanuel.
Emmanuel berterima kasih kepada Tuhan karena memberinya pundi-pundi hadiah dan dia juga "berterima kasih kepada orang tua saya karena mengajari saya untuk jujur".
"Dan pesan saya kepada semua anak muda adalah: Jujur itu baik; jangan mengambil apa yang bukan milikmu."
Para guru di sekolah Ricks menghargai kehadiran Emmanuel.
"Tidak hanya semata manfaat bagi sekolah kami dari kejujurannya, dia juga penjaga gawang cadangan untuk tim sepak bola sekolah," kata Bangbeor.
Emmanuel adalah penggemar fanatik Chelsea, yang bermain bersama para siswa yang sepantaran.
Teman-teman sekelas Emmanuel juga menyambut kehadirannya di sana. Bethlene Kelley (11), menyebutnya "seorang teman baik di mana kami suka saling berbagi dan peduli, karena dia pendiam dan tidak banyak bicara. (Dia) loyal, respek, dan jujur".
Caleb Cooper, (12), menghargai Emmanuel atas perilakunya di ruangan kelas dan di asrama. "Dia tidak mencuri barang teman-temannya," kata Caleb seraya tergelak.
"Jika Emmanuel menemukan sesuatu yang bukan miliknya, dia melaporkannya kepada guru. Jika guru tidak ada, dia meletakkannya di meja mereka," katanya.
Dan dari kehidupan yang ditinggalkan Emmanuel, para tukang ojek tampaknya tidak iri dengan kehidupan barunya.
Salah satu dari mereka, Lawrence Fleming (30) mengatakan kepada BBC bahwa dia putus sekolah saat kelas sembilan dan dia mengikuti kisah Emmanuel dengan seksama.
"Untung Emmanuel sudah kembali bersekolah, kami bersyukur kepada Tuhan untuknya," katanya.
Sambil berdiri di samping sepeda motor Boxer buatan China di persimpangan jalan kota Brewerville yang sibuk, di sebelah barat Monrovia, dia menyampaikan sebuah nasihat.
"Biarkan dia tetap bersekolah untuk masa depannya dan masa depan anak-anaknya... dia sekarang memiliki kesempatan yang tidak dimiliki sebagian dari kami."
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kehidupan Tukang Ojek Muda Berubah setelah Kembalikan Uang Rp 527 Juta: Jangan Ambil yang Bukan Milikmu",