Dahulu sekolah ini disediakan bagi masyarakat elite Liberia keturunan budak yang dibebaskan. Merekalah yang kelak berperan besar dalam pendirian negara itu.
Bangunan dua lantai sekolah itu terletak di kompleks nan indah, di mana lokasinya berjarak sekitar 6 km dari pantai Atlantik.
"Saya menikmati aktivitas di sekolah, bukan karena Ricks memiliki nama besar, tetapi karena disiplin akademik dan nilai-nilai moralnya," kata Emmanuel seraya mengumbar tawa.
Dia memainkan kerah bajunya saat berujar. Seperti banyak anak-anak Liberia dari latar belakang pedesaan yang miskin, dia terpaksa putus sekolah pada usia sembilan tahun, untuk mencari uang guna membantu keluarganya.
Ini terjadi tak lama setelah ayahnya meninggal dalam kecelakaan dan dia pergi untuk tinggal bersama bibinya.
Dia kemudian menjadi pengemudi ojek beberapa tahun kemudian. Setelah sekian lama meninggalkan bangku sekolah, dia kini membutuhkan banyak dukungan di sekolahnya yang baru.
Saat Emmanuel pertama kali bergabung di kelas enam dia merasa sedikit rendah diri; dia tidak bisa leluasa berbicara di kelas, tetapi kami membantunya dari hari demi hari, kata guru wali kelas, Tamba Bangbeor kepada BBC.
"Secara akademis, dia datang dengan fondasi yang rendah, jadi kami mencoba memasukkannya ke dalam program tambahan akademik. Itu membantunya."