Mengaku Jatuh Miskin, Kades Ungkap Fakta Asli Warga Kampung Miliarder Tuban yang Pernah Borong Mobil Ramai-ramai

Naufal Nur Aziz Effendi - Sabtu, 29 Januari 2022 | 12:00 WIB

Mengaku jatuh miskin, Kades ungkap fakta asli warga Kampung Miliader Tuban yang pernah borong mobil ramai-ramai (Naufal Nur Aziz Effendi - )

Bahkan ada warga yang telah mendapakan uang miliaran rupiah, harus menjual sapi miliknya untuk kebutuhan hidup sehari-sehari.

Konflik ini menjadi simpang siur pemberitaannya di luaran.

Akibatnya, Kepala Desa Sumbergeneng sendiri akhirnya mengungkapkan yang sebenarnya terjadi.

Beberapa kepala desa akhirnya mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi dengan konflik seputar Pembangunan Kilang Minyak PT PRPP itu.

Fakta lain pun muncul dan jauh berbeda atau sebaliknya dibandingkan yang sejauh ini bertebaran di media sosial.

Sejumlah kades kampung miliarder di Tuban buka suara terkait ramainya pemberitaan warga yang mengaku menyesal menjual lahan ke perusahaan minyak patungan Pertamina-Rosneft asal Rusia, untuk kilang minyak Grass Root Refinery (GRR).

Di antaranya Kades Wadung dan Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban.

"Warga kami yang terdampak ada 151 kartu keluarga (KK), namun yang punya lahan sekitar 20 persenan, sisanya bangunan rumah sudah direlokasi," kata Kades Wadung, Sasmito kepada wartawan, Kamis (27/1/2022).

Ia menjelaskan, memang warga sudah banyak yang mengeluh, terutama yang sebelumnya bekerja sebagai buruh tani.

Baca Juga: Belasan Mobil Baru Milik Warga Kampung Miliarder Tuban Rusak Kecelakaan, Pengakuan Pemilik Bikin Nyengir

Sebab, saat ini tidak ada lagi lahan yang digarap karena sudah menjadi milik Pertamina setelah adanya pembebasan.

Mengenai pekerjaan dari Pertamina juga belum banyak lowongan, namun ia meyakini jika proyek sudah berjalan, akan banyak serapan tenaga kerja.

"Memang keluhan datang dari buruh tani yang belum kerja, di sisi lain juga belum ada progres yang signifikan terkait kilang," ujarnya.

Sementara itu, Kades Sumurgeneng, Gihanto, menepis kabar uang ganti rugi lahan dari Pertamina banyak yang habis.

"Tidak benar itu warga uangnya habis, walaupun saya tidak tahu isi rekeningnya," terang Gihanto.

Ia menjelaskan, hasil jual lahan dibelikan lahan di luar desa yang lebih luas, karena harga Rp 600 ribu /meter yang diterima warga dari pembebasan lahan jika dibelikan di luar dapat harga Rp 200 ribu/meter, maka bisa dapat 3 kali lipat.

Sedangkan untuk buruh tani juga masih bekerja ikut orang lama yang membeli lahan baru di luar desa, jadi masih tetap kerja juga.

"Lahan warga penerima ganti rugi dari Pertamina juga masih, jadi tidak benar itu uang warga habis, justru semakin sejahtera," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Akhirnya Kades Kampung Miliarder Tuban Kuak Penyebab Asli Warga Jatuh Miskin, Ada Fakta Sebaliknya