Para Tetangga Angkat Kaki, Sumanto Kini Tinggal Sendirian di Tengah Proyek Tol Yogyakarta-Solo, Ini Alasannya Ogah Pindah

Naufal Nur Aziz Effendi - Kamis, 27 Januari 2022 | 10:00 WIB

kendaraan proyek Tol Yogyakarta-Solo melintas di sekitar bangunan rumah Sumanto di Dukuh Ngentak, Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Selasa (25/1/2022) (Naufal Nur Aziz Effendi - )

"Uangnya sudah habis, saya belikan sawah baru dan renovasi rumah ini agar lebih besar," imbuhnya.

Selain itu, lanjut dia, di RT 14 Dusun Ngentak itu tak hanya rumah dan sawah warga yang kena, namun juga terdapat 1 musala yang berada persis di belakang rumahnya ikut kena terjang tol.

Musala itu, meski masih berdiri, namun sudah tidak digunakan lagi untuk ibadah karena kampung nyaris kosong.

Bertahan

Sumanto mengatakan, meski bangunan rumahnya ada di RT 14, namun secara administrasi kependudukan dirinya tercatat di RT 12.

Ia pun berharap proyek tol tersebut bisa berjalan lancar sehingga bisa menggerakan perekonomian warga di Klaten termasuk di Desa Kranggan.

"Saya akan tetap di sini. Harapannya, ya, tol ini pembangunannya berjalan lancar dan ada efek ekonomi ke Klaten atau ke desa," imbuhnya.

Kepala Desa Kranggan, Gunawan Budi Utomo menjelaskan, di RT 14 terdapat 1 musala dan 25 KK yang rumahnya diterjang proyek jalan bebas hambatan itu.

Namun, memang ada satu bangunan rumah milik Sumanto di RT 14 itu yang tidak kenal tol, namun sawah miliknya di belakang rumah ikut kena terjang tol.

Baca Juga: Gubernur DIY Tandatangani Penetapan Lokasi Tol Yogya-Solo, Pemasangan Patok Mulai Agustus 2020

Selain di RT 14, lanjut Gunawan, di desa yang ia pimpin terdapat satu perkampungan yang akan terbelah pembangunan proyek Trans Jawa itu.

"Di Kranggan selain RT 14, terdapat satu permukimam warga lainnya yang kena tol yakni di RT 9, itu ada sekitar 23 KK. Itu mayoritas juga pindah dari sana dan ada yang masih di dalam wilayah desa ini," jelasnya.

Selain dua perkampungan di RT 14 dan RT 9 yang ikut kena tol, juga ada beberapa fasilitas umum (fasum) seperti, satu bangunan sekolah, satu masjid, satu musala, dan satu permakaman umum.

"Kalau fasilitas umum ini belum dibongkar. Yang sudah baru rumah-rumah warga itu karena pembangunan fisik tol juga sudah mulai masuk di sini," imbuh Gunawan.

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kisah Sumanto di Tengah Proyek Pembangunan Tol Yogyakarta-Solo Yang Kini Hidup Tanpa Tetangga