Otomania.com - Jangan salah sangka, ini arti kode huruf R di busi motor bukan racing, tapi ini maknanya.
Buat yang belum tahu, berikut arti kode huruf R di busi motor yang banyak beredar saat ini.
Arti huruf R di busi motor tersebut bukanlah racing, melainkan punya makna lain.
Jangan sampai terjadi, karena motornya standar buat harian, terus enggak mau pakai busi berkode huruf R.
Karena disangka, busi dengan kode huruf R tersebut, untuk balap.
Kode huruf R pada busi motor ternyata bukanlah racing.
Melainkan kode huruf R di busi tersebut punya arti resistor, jadi bukan racing.
Resistor pada busi tersebut berguna untuk membuang induksi kelistrikan agar tidak mengacaukan ECU pada motor injeksi.
Jadi memang peruntukan busi berkode R ini untuk motor injeksi , misalnya ada NGK C6HSA dan CR6HSA.
Lalu, bagaimana kalau motor masih karburator alias belum injeksi pakai busi berkode R?
Ternyata enggak masalah juga, hanya saja efek sampingnya soal harga busi berkode R yang tidak sesuai dengan motornya malah jadi lebih mahal.
Sebab kalau ngomongin material bahan dan yang lainnya, busi motor injeksi dan motor karburator sama persis.
Baca Juga: Motor Matik Karburator Tiba-tiba Mogok? Begini Cara Mengatasinya
Jadi kalau buat pengguna motor injeksi, sebaiknya jangan pakai busi biasa yang tidak ada kode R-nya karena bisa bikin ECU bermasalah.
Tentu dampaknya enggak langsung kelihatan saat dipasang alias langsung korslet atau motor enggak mau nyala, tapi masalah itu bisa muncul tiba-tiba.
Jadi jangan ambil risiko, kalau pakai motor injeksi ya lebih baik minta busi dengan resistor saat beli di toko.
Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK BUSI Indonesia mengungkapkan, kalau terkadang pemilihan busi yang tepat di pasaran suka diabaikan.
"Setelah kami cek ke pasaran, pemilihan busi itu kisaran 35 persen jenis busi NGK yang sesuai dengan pengaplikasiannya," ujar Diko beberapa waktu lalu.
Ia mencontohkan kasus busi Honda Vario, tapi dipakaikan busi untuk Karisma, yang seharusnya dipakai itu NGK CR6 jadi C6, itu kesalahan paling banyak bisa sampai 50 persen.
Sisa 15 persen dikatakan Diko rata-rata itu kesalahan pemakaian busi panjang yang diganti dengan busi pendek.
"Itu bisa membuat motor gagal pembakaran, bisa jebol klep," sebutnya.
Sejatinya, memilih busi yang tepat untuk motor atau mobil itu tidak sulit lho.
"Sederhana saja, kita harus tau dulu tipe busi motor kita, bahkan sekarang sudah bisa kita cek, kalau beli motor kan pasti ada yang namanya buku manual," kata Diko.
Buku manual ini kadang-kadang hanya disimpan dalam lemari dan tidak dibaca.
Kalau malas baca buku manual bisa tanya langsung ke Agen Pemegang Merek (APM) seperti Honda atau Yamaha misalkan.
"Dari situ kami rangkum tipe-tipe busi yang paling banyak dicari di pasaran, jadi pemakaian busi NGK CR 9 dan CR 6 yang banyak salah dalam pengaplikasiannya," jelasnya.
Seperti yang harusnya pakai C7HSA itu malah dipakaikan CR 6, yang disayangkan kesalahan seperti dijadikan hal yang lumrah.
"Kalau NGK mau main aman ya itu bisa saja dibiarkan jadi kita jualan banyak, namun tidak seperti itu, kita tetap ingin menjaga kepercayaan konsumen," terangnya.
Paling utama itu adalah kita harus tahu tipe busi yang kita pakai di kendaraan sendiri, jadi saat datang ke bengkel kita sudah tahu ganti businya tipenya apa.
Diko juga mengatakan kalau terkadang mekanik bisa ikut suara konsumen dan kadang ikut owner bengkel.
"Jadi kita harus tahu betul tipe busi yang digunakan motor kita itu apa sih, kalau sampai salah ya sudah bisa merembet ke masalah mesin lainnya," tandasnya.
Baca Juga: Inilah Perbedaan Antara Busi Nikel, Busi Iridium dan Busi Platinum