Satuan dalam tachometer ini biasa disebut dengan RPM (Revolutions Per Minute).
Power puncak dan torsi punya mesin sepeda motor juga selalu diinfokan ada di putaran mesin tertentu dalam satuan rpm. Misalnya 100 dk di 10.000 rpm.
Sehingga pemilik motor bisa memperkirakan di putaran mesin berapa, performa motornya terasa lebih bertenaga karena mendekati titik puncak.
Juga bisa mengantisipasi jika putaran mesin terlalu tinggi, karena bisa merusak mesin.
Fungsi lain tachometer adalah menjadi panduan ketika melakukan perpindahan gigi.
Sebelum mencapai redline, gigi sudah dipindah ke posisi lebih tinggi agar diperoleh transfer tenaga yang merata.
Pun sebaliknya, ketika hendak turun gigi tachometer juga menjadi panduan agar proses perpindahan gigi lebih smooth dan efek engine brake lebih halus.
Odometer
Kemudian Odometer, di panel instrumen odometer ini berfungsi sebagai pencatat jarak tempuh motor.
Angka yang tercatat adalah capaian jarak dengan satuan kilometer, dan satuan per 100 meter untuk angka sisi paling kanan.
Angka di odometer ini akan terus bertambah ketika motor digunakan dan tidak bisa direset kembali.
Odometer ini jugalah yang kerap menjadi patokan ketika membeli sepeda motor bekas.
"Sudah berapa km-nya?" Pertanyaan itu dilihat dengan melihat odometer di panel indikator.
Baca Juga: Bikin Kesan Motor Segar, Mungkinkah Odometer Vespa Modern di-Reset? Pedagang Motkas Bilang Begini
Trip Meter
Lalu Trip Meter, instrumen ini hampir sama seperti odometer, trip meter ini mencatatkan jarak tempuh yang sudah dilalui motor dalam rentang waktu tertentu.
Berbeda dengan odometer, trip motor ini bisa direset sewaktu-waktu untuk memulai ulang penghitungan jarak yang akan dilalui.
Misalkan, ingin mengetahui jarak tempuh dari rumah ke kantor, tinggal aktifkan saja trip meter ini.
Umumnya pada motor terbaru memiliki beberapa trip meter yang bisa digunakan.
Nah, jadi sudah jelas ya perbedaan fungsi dari fitur yang sering ditemui di panel instrumen kendaraan.