Otomania.com - Ada 5 metode pengetesan keamanan dan kekuatan helm oleh pabrik, metode ke-3 dites dengan benda tajam
Untuk menguji keamanan dan kekuatan helm yang dibuat oleh pabrik terdapat beberapa metode pengetesan.
Dari mulai Tracking Poin hingga metode pengetesan Roll Of Test.
Nah, biar enggak penasaran tes apa saja yang dilakukan pada helm sebelum dijual secara bebas.
Baca Juga: AGV Luncurkan Replika Helm Jadul Valentino Rossi Laguna Seca 2005, Harganya Setara Yamaha Aerox!
Endin Nasrudin, selaku General Manager Cargloss Helmet memberikan penjelasan.
Yakni penjelasa berupa pengujian helm yang dilakukan di Cargloss.
"Jadi pengujiannya itu mengikuti standar yang berlaku. Untuk Cargloss ikuti tiga regulasi yang berlaku yakni SNI 1811:2007, JIS 8133:2007 dan ECE:2002," yakin Endin.
Untuk proses pengujian yang dilakukan sendiri ada 5 macam yang masing-masing mengukur hal yang berbeda.
1. Tracking Poin
Untuk langkah yang pertama ini hanya menentukan titik-titik bagian helm yang akan dilakukan pengujian.
Untuk menentukan titik yang diuji ini dilakukan dengan mesin khusus yang akan menandai 4 titik yang diuji.
2. G-Shock Test
Ini adalah pengujian untuk melihat daya tahan helm saat dibenturkan dengan benda tumpul yang dijatuhkan dari mesin khusus.
Dalam standar pengetesan yang berlaku, saat dibenturkan dengan benda tumpul, hasil pengujiannya tidak boleh menunjukan angka lebih dari 300 G.
Baca Juga: Dari Helm Hingga Jamu Untuk Masuk Angin, Berikut Sponsor Asal Indonesia di Balapan MotoGP
3. Penetration Test
Untuk penetration test sebenarnya hampir sama dengan G-Shock Test, namun kali ini yang dibenturkan ke helm adalah benda tajam.
Helm yang bagus tentunya tidak boleh pecah, retak atau bermasalah lain saat dibenturkan dengan benda tajam ini.
Selain dilihat fisiknya, terdapat juga sensor di mesin yang akan membaca seberapa bagus helm yang dites dalam menahan benturan benda tajam.
4. Chainstrap Test
Chainstrap test ini juga menggunakan mesin khusus untuk menguji kekuatan tali pengikat di helm.
Saat diuji dengan cara ditarik pakai mesin khusus, tali pengikat helm tidak boleh melar lebih dari 32 mm agar bisa lolos pengujian.
Jika tali putus atau copot otomatis helm itu gagal uji dan tidak layak dijual.
5. Roll Of Test
Tes terakhir yang dilakukan ada Roll Of Test yang juga menguji efektifitas tali dagu dalam menahan posisi helm.
Jadi, mesin khusus yang digunakan akan mengetes kekuatan helm bertahan di kepala saat diguncangkan, saat tes helm tidak boleh lepas dari kepala buatan di mesin.
Jika lepas atau terjadi masalah pada pengikatnya, berarti helm tidak lolos uji dan tidak layak dipasarkan.
Nah, itu tadi gambaran singkat tentang 5 metode pengetesan yang dilakukan pabrikan untuk melihat kekuatan dan keamanan helm.