Buktinya di 2020 Morbidelli malah jadi yang terbaik meski memakai motor lebih buruk.
"Kami memang tak mengira bisa finish kedua di kejuaraan," kata Razali, dilansir dari Paddock-GP.com.
"Tapi kini gelar juara jadi target kami. Bagaimanapun, jika ini sukses pada akhirnya, itu akan jadi pencapaian luar biasa kami yang bisa diraih meski memakai motor yang tahun lalu," jelasnya.
Tapi ternyata Razali tidak mau menyerah begitu saja soal motor Morbidelli.
Baca Juga: Siap-siap dan Catat, Ini Jadwal Launching Tim-tim MotoGP 2021
Sebenarnya permintaan soal motor pabrikan sudah ada sejak tahun lalu.
"Kami masih terus mencoba. Saat kemenangan Franky di Misano dia bilang apakah aku bisa mengusahakan untuk motor pabrikan baginya tahun depan. Dan aku meyakinkannya bahwa aku akan lakukan yang terbaik," jelasnya.
"Kemudian aku memulai diskusi dengan Yamaha. Tapi tentu kesempatannya sangat tipis, alasan utama adalah dana, suku cadang, dan banyak hal lain," jelasnya.
Uniknya, Morbidelli sempat berubah pikiran tahun lalu meski akhirnya ingin motor pabrikan lagi usai musim 2020 berakhir.
"Pada pertemuan terakhir dengan Yamaha di akhir tahun 2020, kami mencoba lagi mendapatkan M1 pabrikan untuk Morbidelli, tapi ini tidak mungkin karena beberapa alasan," lanjutnya.
"Di masa sulit dengan krisis saat ini, tentunya kita juga kesulitan mencari tambahan anggaran yang diperlukan. Tapi kami jamin juga akan ada ubahan bagus pada motornya. Franky akan melihat peningkatan pada M1-nya," kata Razali.