Ditambah lagi suplai BBM yang tidak cukup untuk lima kecamatan di Krayan.
"Kita memang sedang krisis BBM, pesawat yang biasanya menyuplai 3.000 sampai 4.000 ton sudah tidak jalan," tuturnya.
Baca Juga: Pengusaha Solo Tertipu Rp 15 Miliar, Dikibulin Perempuan Surabaya Pakai Kedok Bisnis BBM non-Subsidi
"Informasinya ada permasalahan di pilotnya, visanya habis, jadi pesawat suplai penggantinya membawa BBM dalam kapasitas lebih sedikit, hanya 1,2 ton sekali angkut," katanya.
Heberly menjelaskan jika Pemerintah Kecamatan Krayan telah mengeluarkan kartu kendali BBM untuk warga.
Ini dilakukan untuk meminimalisasi keributan dan menertibkan antrean. Setiap pemegang kartu kendali mendapat jatah 3 liter BBM.
Untuk mereka yang malas mengantre, ada juga penjual BBM eceran yang didatangkan dari Kabupaten Malinau, tetapi harganya cukup mahal, yaitu Rp 35.000 per liter.
"Kami sudah lakukan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait, kami juga sudah menghubungi pihak Pertamina. Masalah ini sedang dirapatkan dan akan ada solusi dalam waktu dekat," katanya.
Baca Juga: Ketahuan, Ternyata Ini Alasan SPBU Larang Beli BBM Pakai Botol Plastik
Penjelasan Pertamina