Otomania.com - Giacomo Agostini mengatakan jika Valentino Rossi seperti pemain bola, yakni Maradona atau Pele. Kira-kira apa ya maksudnya?
Legenda balap, Giacomo Agostini mengaku rindu akan kemenangan Valentino Rossi di sisa seri musim 2020 ini.
Valentino Rossi sendiri memang di musim ini, belum berhasil memberikan kemenangan bagi Yamaha.
Dan tidak hanya bagi Yamaha bahkan juga kemenangan terutama buat para fans.
Agostini atau dikenal dengan julukan Ago mengatakan, Rossi memiliki banyak fans karena mampu meraih banyak kemenangan.
Baca Juga: Lho, Pembalap Legenda MotoGP Ini Malah Bela Johann Zarco
"Sama seperti pesepak bola Maradona dan Pele, mereka memiliki banyak fans karena punya skill yang baik dan patut dibanggakan," kata Ago dikutip dari Tuttomotoriweb.com.
Menurut Ago, Maradona, Pele atau Rossi tak akan memiliki banyak fans jika tidak mengukir sejarah seperti saat ini.
Oleh sebab itu, kemenangan The Doctor dirindukan oleh semua kalangan termasuk pemegang 15 gelar juara Grand Prix ini.
"Sayangnya karena hal yang tak diinginkan, ia harus menjalani isolasi mandiri di rumahnya di Tavullia dan absen di dua balapan," tambahnya.
Pembalap yang pernah membela MV Agusta dan Yamaha ini juga mempertanyakan, akankah The Doctor bisa mengukir sejarah baru musim depan.
Baca Juga: Wejangan Dari Legenda MotoGP Buat Honda, Adil dan Tutup Kuping
Musim depan, Rossi masih akan membalap dan jadi rekan satu tim Franco Morbidelli di Petronas Yamaha.
Memang performanya di trek musim ini, di usianya yang ke-41 tahun tampak menurun, tak seperti masa mudanya.
"Jika Valentino ingin terus balapan di usia 42 tahun, saya tidak bisa mengkritiknya," terangnya.
Ia menjelaskan, dirinya pernah merasakan masa-masa tak pernah menang meski mampu finis ke-2 atau ke-3.
"Namun banyak yang berkata, waktu saya di trek sudah selesai (waktunya pensiun). Kata-kata itu menyakitkan," ujar mantan pembalap berusia 78 tahun ini.
Baca Juga: Legenda MotoGP Yakin, Marc Marquez Bisa Patahkan 15 Kali Juara Dunia
Tetapi saat itu ia menyadari performanya sudah menurun dan posisinya harus diserahkan kepada orang lain.
"Tidaklah mudah untuk seorang atlet melepaskan semua itu (pekerjaanya) kepada orang lain, saya pun merasakannya," pungkasnya.