"Di perjalanan ia bercerita bahwa ia dulunya pegawai bank. Ia memiliki penyakit jantung hingga harus sampai dipasang ring.
Sementara istrinya struk dan kedua anaknya cacat. Satu tak bisa jalan dan ngomong dan satu lagi tak bisa jalan," kata Dedi.
Setibanya di rumahnya di Kelurahan Nagri Kaler, Kecamatan Purwakarta, kata Dedi, Agustinus dan anaknya paling besar tampak bahagia.
Baca Juga: Pimpinan DPR Juga Pakai Toyota Crown Seperti Menteri, Ini Penampakannya
Agustinus pun memanggil istrinya bahwa ada Dedi Mulyadi.
"Mah, ada Kang Dedi," kata Dedi menirukan ucapan Agustinus.
Namun beberapa menit kemudian, wajah Agustinus tiba-tiba pucat dan nafasnya sesak. Selain itu, wajahnya mulai biru.
"Akhirnya ia meninggal di depan saya," ucap Dedi dengan suara parau.
Dedi mengaku syok menghadapi kejadian ini. Ia pun segera membawa Agustinus ke rumah sakit yang jaraknya sekitar 5 menit. Namun di rumah sakit, Agustinus dinyatakan sudah meninggal.
"Kata istrinya ia terlalu bahagia bisa bertemu saya karena sudah lama ingin bertemu," kata Dedi.
Mantan bupati Purwakarta itu mengaku ada rasa bahagia sekaligus sedih dalam peristiwa itu.
Dia bahagia ternyata banyak dirindukan oleh orang-orang yang membutuhkan.
Lalu rasa sedihnya adalah kenapa tidak dari dulu bertemu dengan Agustinus.
Dedi mengatakan, ia akan membiayai semua kebutuhan pemakaman Agustinus.
Ia juga akan menanggung biaya keluarga almarhum selama setahun hingga sampai istri almarhum bisa mandiri.