Otomania.com - Tim Yamaha MotoGP baik yang pabrikan maupun satelit terus khawatir dengan apa yang akan terjadi hingga akhir musim ini.
Sementara Fabio Quartararo yang memegang puncak klasemen bisa saja gagal mempertahankan posisinya hingga akhir musim.
Valentino Rossi dan Maverick Vinales sebagai pembalap pabrikan pun belum bisa berbuat banyak untuk mendominasi balapan.
Kilas balik pada dua seri pertama di sirkuit Jerez, di mana Valentino Rossi (Monster Energy Yamaha MotoGP) Franco Morbidelli (Petronas Yamaha SRT) mengalami masalah mesin.
Baca Juga: Wadidaw! Valentino Rossi Sampai Katai Johann Zarco Gila Gara-gara Aksi Balap yang Bikin Celaka
Bahkan Fabio Quartararo (Petronas Yamaha SRT) pun merasakannya di sesi latihan bebas dan masalah yang sama dialami Maverick Vinales (Monster Energy Yamaha MotoGP).
Dilansir dari GP One, Dorna Sports sudah mencatat kalau Maverick Vinales dan Franco Morbidelli sudah menggunakan jatah 5 mesin mereka di musim ini.
Hal ini karena mesin tersebut banyak kerusakan dan harus diganti dengan yang baru dan lebih segar.
Namun Yamaha kini mengajukan diri, apakah boleh membuka 'segel' dari mesin yang sudah digunakan untuk mengetahui masalahnya.
Sebab dari analisa tim teknis Yamaha, semua kerusakan itu berasal dari klep yang mereka gunakan.
Baca Juga: Valentino Rossi Geram! Minta Zarco Dihukum Berat Atas Insiden Motor Terbang di MotoGP Austria 2020
Sehingga tim pabrikan asal Iwata, Jepang ini ingin membongkar mesin untuk sekadar mengganti klep, bukanlah meningkatkan performa mesin yang mana hal itu sangat dilarang.
Namun Asosiasi Pabrikan Motor Sport (MSMA) di MotoGP yang beranggotakan rival dari Yamaha, yaitu Honda, Ducati, dan Aprilia belum tentu setuju.
Sebab mereka menduga akan ada kecurangan yang dilakukan untuk meningkatkan rpm Yamaha yang dikenal tidak begitu tinggi di trek lurus, sehingga berpengaruh pada top speed.
Jika tidak bisa mengganti mesin lagi, maka akan berisiko pada 10 seri MotoGP yang masih tersisa, karena semua pembalap Yamaha sudah menggunakan semua jatahnya.
Konsekuensinya adalah jika ada mesin ke-6, ke-7 dan seterusnya maka akan ada penalti yang dijatuhkan kepada pembalap tersebut.
Seperti memulai lomba dari pit lane dan diizinkan jalan 5 detik setelah start atau tetap berada di grid sesuai hasil kualifikasi, tetapi harus melakukan long lap + ride through penalty.
Jelas kedua hal tersebut akan berdampak besar pada hasil yang diraih oleh Yamaha tahun ini.
Padahal Yamaha sedang berada di puncak klasemen pabrikan dan Fabio Quartararo di klasemen pembalap.
Akankah Yamaha berhasil memecahkan masalahnya?