Baca Juga: Valentino Rossi Geram! Minta Zarco Dihukum Berat Atas Insiden Motor Terbang di MotoGP Austria 2020
Sehingga tim pabrikan asal Iwata, Jepang ini ingin membongkar mesin untuk sekadar mengganti klep, bukanlah meningkatkan performa mesin yang mana hal itu sangat dilarang.
Namun Asosiasi Pabrikan Motor Sport (MSMA) di MotoGP yang beranggotakan rival dari Yamaha, yaitu Honda, Ducati, dan Aprilia belum tentu setuju.
Sebab mereka menduga akan ada kecurangan yang dilakukan untuk meningkatkan rpm Yamaha yang dikenal tidak begitu tinggi di trek lurus, sehingga berpengaruh pada top speed.
Jika tidak bisa mengganti mesin lagi, maka akan berisiko pada 10 seri MotoGP yang masih tersisa, karena semua pembalap Yamaha sudah menggunakan semua jatahnya.
Konsekuensinya adalah jika ada mesin ke-6, ke-7 dan seterusnya maka akan ada penalti yang dijatuhkan kepada pembalap tersebut.
Seperti memulai lomba dari pit lane dan diizinkan jalan 5 detik setelah start atau tetap berada di grid sesuai hasil kualifikasi, tetapi harus melakukan long lap + ride through penalty.
Jelas kedua hal tersebut akan berdampak besar pada hasil yang diraih oleh Yamaha tahun ini.
Padahal Yamaha sedang berada di puncak klasemen pabrikan dan Fabio Quartararo di klasemen pembalap.
Akankah Yamaha berhasil memecahkan masalahnya?