Tim Yamaha MotoGP Lihat Peluang Lolos dari Regulasi Batasan Mesin

Adi Wira Bhre Anggono - Senin, 3 Agustus 2020 | 19:40 WIB

Fabio Quartararo (tengah) mengungkapkan mimpinya kesampaian bisa naik podium bareng idolanya, Valentino Rossi (kanan). (Adi Wira Bhre Anggono - )

Tim-tim MotoGP tanpa konsesi (Yamaha, bersama dengan Ducati, Honda, dan Suzuki) diizinkan menggunakan lima mesin per pembalap sepanjang musim 13 seri yang diperpendek ini.

Jumlah ini diturunkan akibat pandemi virus corona.

Sebelumnya, tim-tim tanpa konsesi bisa menggunakan tujuh mesin dan tim konsesi (Aprilia serta KTM) dapat menggunakan 9.

Mesin-mesin ini harus disegel (homologasi) pada permulaan musim sehingga tak boleh ada pengembangan pada musim berjalan.

Regulasi menetapkan bahwa pebalap yang melebihi kuota mesin sepanjang musim adalah start dari pit lane, lima detik setelah lampu hijau. Penalti ini kemudian diulang untuk setiap mesin yang mereka pakai di atas batas.

Baca Juga: Valentino Rossi Juga Jago Geber Mobil Formula, Ini Buktinya!

Bos Yamaha, Lin Jarvis, mengatakan bahwa ia telah mempelajari aturan ini dan menemukan bahwa regulasi tidak sekaku yang diperkirakan sebelumnya.

"Kami telah mempelajari regulasi tersebut," tutur Jarvis, seperti dikutip Sky Italia.

"Ada juga opsi untuk memulai balapan dari posisi terakhir dan menjalani drive-through penalty. Namun, saya pikir hal itu tak diperlukan. Kami akan mencukupi dengan lima mesin," ujarnya.

Jika seorang rider Yamaha harus memulai dari grid paling belakang, ini bukan kali pertama regulasi mesin menjerat seorang pebalap.

Pol Espargaro (KTM) harus memulai GP Valencia 2017 dari pit lane karena melebihi kuota mesin.

Ia menjadi korban pengembangan mesin KTM yang mengubah konfigurasi mesin dari screamer menjadi big bang.

Baca Juga: Valentino Rossi Kembali ke Podium, Manager Timnya Ungkapkan Hal Ini

Perkembangan chassis KTM juga menyebabkan mesin-mesin Espargaro, yang masih mempunyai kilometer rendah, tak muat dipasang di chassis baru motor.

Valentino Rossi juga pernah terkena hal serupa di Aragon 2011 ketika memperkuat Ducati.

Sebelum itu, Loris Capirossi mengalami nasib serupa di Phillip Island 2009 saat ia membalap bagi Suzuki.

Ketika itu, peraturan bagi penggunaan mesin melebihi kuota masih berbeda.

Capirossi diturunkan ke posisi terakhir di grid, sedangkan Suzuki terkena penalti 10 poin di klasemen Kejuaraan Dunia.

Artikel serupa telah tayang pertama kali di Kompas.com dengan judul "Yamaha Temukan Celah di Regulasi bila Menabrak Batas Mesin MotoGP".