Otomania.com - Profesi sopir taksi memang banyak dihantui dengan kasus kriminal yang bisa menimpa pelakunya.
Terbukti dari banyaknya peristiwa kriminal dari rampok hingga pembunuhan yang korbannya sopir taksi.
Salah satunya seperti yang dilakukan oleh seorang pembunuh berantai bernama Devender Sharma (62).
Sharma bahkan mengakui telah membunuh lebih dari 50 sopir taksi.
Semua mayat korbannya dibuang ke sebuah kanal penuh buaya untuk menghilangkan jejak.
Seperti dilansir CNN, pria ini ditangkap saat menjalani pembebasan bersyarat namun tak disiplin dan malah melarikan diri.
Baca Juga: Pelaku Teror Bom Molotov ke Mobil Warga Ditangkap, Aksinya Merupakan Perintah Seorang Oknum Polisi
Antara tahun 2002 hingga 2004, Devender Sharma dihukum karena membunuh tujuh pengemudi taksi dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup di Jaipur, sebuah kota di negara bagian utara Rajasthan.
Setelah menghabiskan 16 tahun di penjara, pria 62 tahun itu diberi pembebasan bersyarat pendek pada Januari 2020.
Tetapi ketika 20 hari di luar penjara sudah habis, Sharma tidak kembali ke penjara.
Kemudian sekitar enam bulan setelah dia hilang, polisi India menangkap Sharma di ibukota negara bagian Delhi.
Baca Juga: Petugas Dihub Emosi Sesaat, Kaca Mobil Angkot Dibikin Ambyar, Gara-garanya Sepele
Di sana ia tinggal dengan seorang janda yang telah dinikahinya sejak gagal kembali dari pembebasan bersyarat.
Menurut rilis polisi, ketika ditanyai, Sharma mengakui bahwa dia telah melanggar syarat pembebasan bersyaratnya dan tidak berencana untuk kembali ke penjara.
Sharma juga membeberkan tentang masa lalunya yang kriminal.
Dimulai dari saar Sharma memperoleh gelar Sarjana Kedokteran dan Bedah Ayurvedic pada tahun 1984 dari Universitas Babasaheb Bhimrao Ambedkar Bihar.
Baca Juga: Dahi Bolong Berdarah Ditusuk Kunci, Imbas Cekcok dengan Polisi Gara-gara Tak Pakai Helm
Kemudian ia menjalankan sebuah klinik di sebuah rumah sakit di Rajasthan selama 11 tahun, dimulai pada tahun 1984.
Wakil Komisaris Polisi (Cabang Kejahatan) Rakesh Paweriya menjelaskan bahwa pada tahun 1994, Sharma berinvestasi di sebuah perusahaan bahan bakar. Namun ia kena tipu.
Setelah itu ia mulai menjalankan agen gas palsu di Aligarh dan melakukan kontak dengan orang-orang bernama Raj, Udaiveer dan Vedveer yang diduga melakukan pencurian.
“Orang-orang ini mulai mengangkat tabung LPG setelah membunuh supir truk. Mereka menurunkan silinder tabung gas di agensi palsu, "kata Mr Paweriya seperti dikutip TheIndiaTimes.com.
Baca Juga: Ikatan Motor Indonesia Bertemu Bamsoet, Bahas Dukungan Terhadap Dunia Custom dari Pemerintah
Dia kemudian menjadi bagian dalam skema yang melibatkan transplantasi ginjal ilegal, dan ditangkap pada tahun 2004 karena kasus tersebut.
Menurut polisi, Sharma mengaku terlibat dengan lebih dari 125 transplantasi, dengan masing-masing menghasilkan antara $ 6.680 dan $ 9.350.
Sharma mengatakan kepada polisi bahwa ia dan yang lainnya bekerja pada skema lain di negara bagian utara Uttar Pradesh.
Mereka juga menyewa taksi dan kemudian membunuh para pengemudi di tempat-tempat terpencil, sebelum membuang mayat-mayat di rumah kanal ke buaya.
Baca Juga: Harga Sparepart Fast Moving Nissan Serena C26 Dibilang Mahal, Coba Kita Cek...
Dengan cara itu berarti tidak ada kemungkinan bahwa jasadnya dapat diambil untuk diautopsi.
Setelah mayat-mayat itu dibuang, Sharma menjual taksi korbannya Baik secara utuh maupun sebagian dengan mendapat sekitar $ 270 untuk setiap mobil.
Sharma akhirnya mengaku sebagai dalang pembunuhan lebih dari 50 pengemudi taksi.
Namun, ia hanya dihukum karena beberapa pembunuhan sopir taksi.
Menurut laporan media lokal pada tahun 2008, Sharma pada awalnya ditangkap oleh polisi ketika membunuh seorang pengemudi taksi.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul "Pria Pembunuh Berantai Ini Ngaku Telah Habisi 50 Sopir Taksi, Semua Mayatnya Dibuang ke Kanal Buaya".