Begini Penjelasan Teknis Soal Mobil Dinas Wapres Maruf Amin yang Diisi BBM Pakai Jeriken

Adi Wira Bhre Anggono,Radityo Herdianto - Rabu, 15 Juli 2020 | 18:35 WIB

Terlanjur Viral, Wapres Ma'ruf Amin Isi BBM dari Jerigen di Pinggir Jalan Raya, Terungkap Fakta Sebenarnya, Ada Apa? (Adi Wira Bhre Anggono,Radityo Herdianto - )

Otomania.com - Beberapa hari lalu viral mengenai mobil dinas Wakil Presiden Maruf Amin yang diisi BBM dengan menggunakan jeriken.

Kejadian ini berlangsung saat Wakil Presiden Indonesia Ma'ruf Amin melaksanakan kegiatan kunjungan kerja ke daerah Sukabumi, Jawa Barat (8/7).

Terlihat Mercedes-Benz S600 Guard W221 yang digunakan dalam rombongan VVIP Wakil Presiden mengisi bahan bakar bensin di pinggir jalan menggunakan jeriken.

Banyak netizen bertanya-tanya soal mobil dinas RI 2 tersebut.

Baca Juga: Mobil Tempur Pindad Maung 4x4 Pakai Basis Hilux, Toyota Kasih Komentar Seperti Ini

"Pengisian bahan bakar minyak (BBM) dari jeriken dilakukan karena tidak adanya SPBU yang memiliki sesuai kriteria mobil VVIP dan bukan karena mobil tersebut kehabisan BBM," kata Mohamad Oemar, Kepala Sekretariat Wakil Presiden dalam siaran pers resmi (11/7).

Tambah Mohamad, dalam setiap rangkaian VVIP selalu disiapkan BBM cadangan dalam jeriken di mobil teknisi untuk berjaga-jaga ketika SPBU di suatu daerah tidak memiliki jenis BBM yang sesuai dengan kriteria mobil VVIP.

Nah, bagaimana penjelasan teknisnya kalau menurut orang bengkel?

Pemakaian BBM yang sesuai dengan spesifikasi atau rekomendasi pabrikan wajib dilakukan.

Dari penelusuran dari berbagai sumber, mesin 5.500 cc V12 turbo yang digunakan mobil Wapres ini memiliki spesifikasi compression ratio sebesar 9:1.

Menurut Hans Steven, pemilik bengkel spesialis Speed'Z Performance, Tangerang, angka kompresi tersebut memerlukan bahan bakar dengan nilai oktan minimal 92.

"Kalau mesin kompresi tinggi diisi BBM dengan angka oktan lebih rendah bisa mengalami detonasi saat proses pembakaran," terang Hans.

Baca Juga: 85.000 Mobil Honda di Indonesia Kena Recall, Ada Masalah di Komponen Ini

Lanjut Hans, detonasi terjadi karena bahan bakar yang masuk ke ruang bakar terbakar lebih dulu sebelum terjadi proses kompresi saat piston hendak naik ke atas.

Agus Salim
Ignis saat isi BBM Pertamax di SPBU KM 519 tol Trans Jawa

"BBM oktan rendah tidak kuat menahan tekanan dari kompresi yang besar, sehingga meledak duluan dan menonjok piston turun lebih cepat," jelas Hans.

Kondisi inilah yang menjadi penyebab munculnya gejala knocking atau lebih dikenal dengan istilah mesin 'ngelitik'.

"Ditambah mesin sudah pakai turbo, spooling turbo dipaksa memasok udara saat kompresi lemah ketika terjadi detonasi, jadi keong tubro cepat panas," tutur Hans.  

"Selain itu proses pembakaran tidak bisa sempurna, bahkan dalam jangka panjang piston bisa jebol dan connecting rod (setang piston) bengkok," ujar Hans.

Makanya untuk mencegah masalah tersebut, dalam rombongan Presiden atau Wakil Presiden sudah disiapkan bahan bakar khusus yang sesuai dengan spesifikasi mobil kepresidenan.