Pemakaian BBM yang sesuai dengan spesifikasi atau rekomendasi pabrikan wajib dilakukan.
Dari penelusuran dari berbagai sumber, mesin 5.500 cc V12 turbo yang digunakan mobil Wapres ini memiliki spesifikasi compression ratio sebesar 9:1.
Menurut Hans Steven, pemilik bengkel spesialis Speed'Z Performance, Tangerang, angka kompresi tersebut memerlukan bahan bakar dengan nilai oktan minimal 92.
"Kalau mesin kompresi tinggi diisi BBM dengan angka oktan lebih rendah bisa mengalami detonasi saat proses pembakaran," terang Hans.
Baca Juga: 85.000 Mobil Honda di Indonesia Kena Recall, Ada Masalah di Komponen Ini
Lanjut Hans, detonasi terjadi karena bahan bakar yang masuk ke ruang bakar terbakar lebih dulu sebelum terjadi proses kompresi saat piston hendak naik ke atas.
"BBM oktan rendah tidak kuat menahan tekanan dari kompresi yang besar, sehingga meledak duluan dan menonjok piston turun lebih cepat," jelas Hans.
Kondisi inilah yang menjadi penyebab munculnya gejala knocking atau lebih dikenal dengan istilah mesin 'ngelitik'.
"Ditambah mesin sudah pakai turbo, spooling turbo dipaksa memasok udara saat kompresi lemah ketika terjadi detonasi, jadi keong tubro cepat panas," tutur Hans.
"Selain itu proses pembakaran tidak bisa sempurna, bahkan dalam jangka panjang piston bisa jebol dan connecting rod (setang piston) bengkok," ujar Hans.
Makanya untuk mencegah masalah tersebut, dalam rombongan Presiden atau Wakil Presiden sudah disiapkan bahan bakar khusus yang sesuai dengan spesifikasi mobil kepresidenan.