"Daripada 'mas' atau 'mbak', kalau 'mas' sudah tertuju pada laki-laki, mbak tertuju pada perempuan," kata Romy saat dihubungi Kompas.com (5/7/2020).
Dia sendiri tidak melihat ada yang perlu dipermasalahkan dari panggilan 'kak' atau 'kakak'.
Baca Juga: 5 Fakta Pelaku Penendangan Driver Ojol di Pekanbaru, Tes Urin Pelaku Positif Narkoba
Menurutnya, dengan menggunakan panggilan tersebut, tidak serta merta menunjukkan bahwa ada hubungan saudara, melainkan lebih karena ingin menghormati.
"Kalau manggil nama, itu biasanya yang sudah punya hubungan dekat.
Jadi, kalau misalnya ada yang manggil nama saya 'Hei, Romy' padahal saya belum terlalu kenal, tentu saya akan bertanya 'Siapa dia? Kok berani manggil nama saya begitu saja'," kata Romy
Ada perbedaan konteks budaya Dikonfirmasi terpisah, Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Drajat Tri Kartono menyebut ada perbedaan konteks budaya dalam memahami panggilan 'kak' antara customer dan driver Grab.
Baca Juga: Pajero Sport Berasap Dikira Korban Teror Bom, Polisi Jelaskan Sumbernya dan Ini Keterangan Saksi
"Kalau saya melihat, penolakan dia (customer) yang keras itu mengandung konsepsi tentang gender.
Sepertinya dia merasa panggilan 'kak' itu adalah panggilan untuk kakak perempuan, maka kemudian dia menyebut istilah-istilah yang spesifik keperempuanan itu, karena dia merasa tidak dihargai sebagai laki-laki," jelas Drajat saat dihubungi Kompas.com (5/7/2020).
Hal itu terjadi karena perbedaan orientasi gender. Dia (customer) merasa harus dihargai sebagai laki-laki, tetapi ia menganggap bahwa panggilan 'kak' itu untuk perempuan.
Sehingga, timbul selisih pemahaman karena perbedaan konteks pengetahuan dan konsep budaya.
Baca Juga: Mobil Dinas Walikota Semarang Boleh Dipinjam Untuk Nikahan, Syaratnya Gampang Dipenuhi
Drajat juga menjelaskan bahwa panggilan-panggilan seperti 'kak', 'mas', 'mbak', muncul karena ada kesepakatan sosial kolektif di masyarakat.
Panggilan-panggilan tersebut, menurutnya muncul karena adanya nilai penghormatan serta kesopanan, juga untuk menghargai status seperti usia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai soal Pelanggan Ojol Marah Dipanggil "Kak", Apa Ada yang Salah?".