Baca Juga: Dua Bus Angkut 60 Orang Dilepas dari Denpasar, Alasannya Pulang Kampung Bukan Mudik
Hal senada juga dikatakan sopir lainnya, Ketut Kariana.
Pihaknya sangat berharap situasi bisa segera pulih.
Biasanya, selain mendapatkan nafkah dari masyarakat yang pulang-pergi dari pasar, pihaknya juga mendapatkan penghasilan tetap dari melayani program pemerintah terkait angkutan gratis.
“Kini siswa tidak ada, para penumpang umum pun sepi. Kami hanya bisa berharap situasi ini cepat pulih,” ujarnya.
Baca Juga: Denpasar Mendadak Jadi Rame Bus, Pengusaha PO Lagi Konvoi Panasin Mesin
Berdasarkan data dihimpun Tribun Bali, sebelum pandemik covid-19 ini, sejak tahun 2018 lalu, kondisi para sopir angkot sempat membaik, pasca ditinggalkan masyarakat karena memilih menggunakan kendaraan pribadi.
Perbaikan kondisi tersebut diakibatkan Pemkab Gianyar meluncurkan program angkutan gratis untuk para siswa.
Dalam program ini, para sopir diberdayakan.
Bahkan Dinas Perhubungan (Dishub) Gianyar mendata, rata-rata pendapatan sopir angkot yang ikut dalam program ini mencapai Rp 5 juta per bulan.
Baca Juga: Grebekan Judi Sabung Ayam Kok Sepi, Ternyata Udah Pada Cabut, 27 Unit Motor Ditinggal Begitu Saja
Dimana pendapatan tersebut selain karena mengangkut para siswa dan mengangkut penumpang umum. Namun saat ini kondisinya jauh berbeda akibat covid-19.
Semoga kondisi pandemi ini segera berakhir. Masyarakat Indonesia harus tetap optimis untuk menyongsong hari-hari yang lebih sehat.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul "Cerita Sopir Angkot di Gianyar Saat Pandemi Covid-19, Penghasilan Merosot Jadi Rp 30 Ribu per Hari".