Otomania.com - Ada pemandangan berbeda di Kota Denpasar Bali gara-gara konvoi bus pada Kamis (23/4/2020) ini.
Setidaknya ada bus sebanyak 61 unit konvoi berderet di jalan menuju Desa Serangan, Denpasar.
Puluhan pengusaha bus tersebut melaksanakan konvoi memanaskan mesin bus secara serentak.
Selain itu, mereka juga menyampaikan unjuk rasa dengan memasang berbagai seruan lewat spanduk yang ditempel di badan bus.
Salah satu kata yang dipasang di badan bus tersebut yakni "Bukan saatnya nangis bersama, tapi saatnya teriak bersama."
Baca Juga: Ini Resiko Terbesar yang Harus Dihadapi Jika Mudik Tak Dilarang
Masing-masing bus memasang kata-kata aspirasi dan tuntutan ke pemerintah agar memperhatikan nasib mereka.
Peserta konvoi bus ini adalah mereka yang tergabung di organisasi Persatuan Angkutan Wisata Bali (Pawiba).
Menurut Ketua Pawiba, I Nyoman Sudiarta, kegiatan ini diadakan atas keinginan bersama dari anggota Pawiba untuk menyuarakan keluhan mereka.
Selama tiga bulan, mereka tidak beroperasi karena pandemi covid-19, mereka tetap dikejar tagihan bulanan oleh debt collector dan tidak ada kebijakan dari pemerintah yang berpihak kepada mereka.
Baca Juga: All New Rush Punya Dua Pilihan Tranmisi, Lirik Dulu Harga Terbarunya
"Ini sebenarnya spontanitas, kami ini sudah tidak jalan selama tiga bulan. Dari Imlek itu kami tidak dapat. Kami pengusaha angkutan sangat menyayangkan lembaga keuangan yang belum berpihak kepada kami.
Kami masih ditagih untuk membayar bunga. Jadi harapan kami, kami hanya meminta menunda pembayaran selama wabah. Setelah wabah kami akan mulai lagi," kata Sudiarta
Pria yang akrab dipanggil Gading ini menuturkan bahwa yang datang pada acara konvoi tersebut tidak hanya para sopir bus, tapi juga kernet, dan bos pemilik perusahaan bus itu sendiri.
Baca Juga: Berita Duka, Mantan Bupati Yang Kecelakaan Menggunakan Moge BMW Meninggal Dunia Hari Ini
Ini menurutnya karena perusahaan angkutan bus benar-benar mengalami keterpurukan saat ini. Itu sebabnya mereka ingin sekali berteriak.
"Harapan kami pemerintah mengimbau OjK, OJK bisa menurunkan kepada finance. Dan bulan depan dipastikan napas kami sudah habis," harapnya.
Para pengusaha bus yang konvoi tersebut adalah mereka yang selama ini kerap mengantarkan wisatawan mancanegara ke tempat-tempat hiburan dan wisata yang ada di Bali.
Sejak pandemi covid-19 ini, usaha mereka tutup lantaran tidak ada wisatawan yang berkunjung ke Bali.
Menurut Gading, para pengusaha bus ini adalah termasuk ujung tombak pariwisata Bali.
"Ada Asita yang mendatangkan tamu, ada guide yang menerima tamu di kedatangan kemudian kami yamg mengantar.
Setelah itu baru stakeholder lainnya ada hotel, restoran, dan lain-lain, jadi sudah seharusnya kami juga diperhatikan," harap Gading.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul "Puluhan Bus Mengadakan Konvoi Panasin Mesin di Serangan sambil Unjuk Rasa".