Terlalu, Sopir Pribadi Babak Belur Dua Kali Dipukuli Majikannya, Kabur Lalu Lapor Polisi, Ini Faktanya

Parwata - Jumat, 6 Maret 2020 | 18:00 WIB

7 Fakta Sopir Babak Belur Dipukuli Majikan, Berawal dari Memanaskan Mobil untuk Antar Cucu Bos (Parwata - )

Otomania.com - Seorang sopir mengalami lebam di bagian tubuhnya karena diduga dianiaya .

Sopir tersebut bernama Yanuardi (47) yang diduga karena dianiaya oleh majikannya, LW.

Melansir dari TribunJakarta.com, penganiayaan itu terjadi sekitar dua kali selama Yanuardi bekerja.

Yakni dalam sebulan terakhir di kawasan Bintaro Sektor 7, Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Adanya penganiayaan tersebut membuatnya melaporkan kejadian kepada Polres Tangerang Selatan pada Kamis (5/3/2020).

Baca Juga: Gaji Dirasa Buruh Kurang, Cari Sampingan Jadi Pemalak Sopir Truk, Bukan Untung Malah Buntung

Tampak raut wajah Yanuardi yang sedih dan berjalan pincang.

Ditemani sang istri dan beberapa anggota keluarga.

Yanuardi langsung masuk ke ruang sentra pelayanan kepolisian terpadu (SPKT).

Adanya laporan Yanuardi itu menguak fakta kejadian sopir babak belur dipukuli majikan di Bintaro.

Berikut sederet faktanya dirangkum TribunJakarta:

1. Berawal dari memanaskan mobil

Yanuardi mengaku, penganiayaan pertama kali terjadi setelah beberapa hari kerja dengan LW.

Ketika itu Yanuardi diminta untuk memanasi mobil untuk mengantarkan dua cucu LW ke suatu tempat.

"Jam 6 pagi sudah manasin mobil, tapi jam 6 pagi itu harus pakai mobil dua karena cucu dua berarti harus ada dua. Sopir yang satu cuma sediakan satu mobil. Kebetulan saya lagi duduk, dipanggil bapak (LW), disitu saya dipukuli di garasi," jelas Yanuardi.

2. Penganiayaan terulang kembali

Setelah kejadian tersebut, penganiayaan terulang kembali saat Yanuardi diminta menjemput anaknya di Bandara Soekarno Hatta.

Saat itu Yanuardi menjemput majikannya dengan adanya pengawalan terjadi kesalahpahaman hingga menyebabkan plang pintu tol patah.

Baca Juga: Saking Kesalnya Lihat Kelakuan Sopir Truk Kontainer, Dishub Gembosi Ban sampai Diberi Surat Peringatan

"Jadi motoris lewat, kemudian saya ikut lewat otomatis plang tertutup dan kena mobil hingga patah, dikira saya enggak nge-tap (bayar tol) . Kemudian saya jalan, kata anaknya selesaikan dulu masalah itu," aku Yanuardi.

Setelah masalah tol selesai, Yuniardi kembali melanjutkan perjalanan pulang ke Bintaro. Namun sesampainya di rumah majikan, dia kembali dipanggil dan dipukuli.

"Setelah selesai saya sudah ditunggu bapak, dan kembali terjadi ( dianiaya)," ucap Yanuardi

Akibat penganiayaan tersebut, Yuniardi mengalami lebam pada bagian punggung kiri dan kepalanya.

3. Dikira pura-pura sakit

Menderita luka memar akibat penganiayan membuat Yanuardi tak dalam bekerja.

Sebelum keluar, Yanuardi yang selama bekerja sebulan itu tinggal di rumah majikannya kembali mendapatkan tekanan.

Yanuardi dituding berpura-pura sakit oleh majikan, padahal seluruh tubuhnya telah membiru.

"Saya tadi dipanggil bapak dulu. Saya dikira pura-pura sakit, dia bilang, 'Saya tahu orang sakit sama enggak', kata dia. Siap pak, habis ngomong gimana lagi, siap pak aja saya," kata Yuniardi meneteskan air mata.

Bahkan, kata Yuniardi, saat itu kembali mendapatkan ancaman aniaya setelah dinilai berpura-pura sakit.

Baca Juga: Pengemudi Toyota Calya Yang Pukul Sopir Ambulans Ditangkap Polisi, Keluarga Jenazah : Arogansinya Luar Biasa

"Saya mau dipukulin lagi, saya bilang jangan. Saya takut. Saya enggak berani menangkis karena orangnya tinggi gede," beber Yanuardi.

4. Berhasil keluar dari rumah majikan

Yanuardi dijemput keluarganya setelah berhasil keluar dari rumah majikannya di Bintaro Sektor 7 pada Kamis (5/3/2020).

Ia tampak menangis di dalam mobil bersama keluarganya.

Adik Yuniardi juga ikut menangis melihat kondisi abangnya.

"Saya mau keadilan!" teriaknya berkali-kali.

Yanuardi dan Fitri saat melaporkan kasus penganiayaan terhadap dirinya di Mapolres Tangsel, Serpong, Kamis (5/3/2020). (TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir)

Setelah bertemu keluarganya, mereka bergerak ke Polres Tangsel untuk melaporkan penganiayaan itu.

Yanuardi baru bekerja sebulan di rumah yang terdapat 40 pekerja itu.

Namun merasa tertekan karena dua kali dipukuli majikannya sepanjang Februari 2020.

5. Ada kontrak kerja

Yanuardi mengemukakan, sebelum diterima ia dan majikan telah membuat kesepakatan melalui kontrak kerja.

Dalam kontrak itu, Yanuardi bisa bekerja sejak awal Februari 2020 hingga dua tahun ke depan.

Baca Juga: Video Sopir Truk Beri Rp 15 Ribu, Pemalak Jaga Gengsi, Preman: Gua Maunya Rp 50 Ribu

Akibat kontrak kerja itu, Yanuardi sempat diminta untuk mencari penggantinya.

"Kamu harus cari pengganti, bilangnya gitu. Siapa yang mau kerja, orang saya juga enggak tahu di sini ada pemukulan," kata Yanuardi sambil menahan tangisnya.

6. Trauma berat

Adanya penganiayaan tersebut membuat Yanuardi mengaku masih trauma.

Yanuardi mengaku dipukuli oleh majikannya di Bintaro selama bekerja.

"Saat ini saya masih trauma jika mengingat kejadian," ucap Yanuardi.

7. 40 Pekerja di rumah majikan

Saat kejadian penganiayaan di rumah mewah majikannya, Yanuardi menuturkan sedikitnya ada 40 pekerja di sana.

"40 orang ada kali, driver 4 sisanya pembantu laki dan pembantu. Kalau saya dengar juga (mereka) merasakan (dianiaya) juga," tegas Yanuardi.

Kendati tak melihat secara langsung, Yanuardi menyakini pemukulan dialami pekerja lainnya.

Ia mendengar pekerja lain sempat diperlakukan seperti itu di dalam ruangan.

"Karena mereka mukul itu di ruang tertutup jadi kita lihat keluar sudah (luka) ini. Semua begitu makanya banyak yang kabur," ucap Yanuardi.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul 7 Fakta Sopir Babak Belur Dipukuli Majikan, Berawal dari Memanaskan Mobil untuk Antar Cucu Bos,