"Saya cari sayur di Pasar Matesih, kemudian saya jualan keliling desa setelah Subuh hingga siang pukul 12.00 atau 13.00 WIB," aku dia.
"Sebenarnya sejak tahun 2009 saya sudah mulai jualan sayur keliling," jelasnya.
Namun pada tahun 2014 dia harus bekerja lebih keras lagi untuk membiayai kuliahnya yang harus dijalani setelah berjualan yakni pada sore hingga malam hari.
Mengingat setiap semester Amir mengaku harus membayar sendiri segala administrasi di kampusnya sebesar Rp 4,3 juta.
"Kan kebutuhan banyak, kadang buat jagong (nikahan) bantu orang tua juga, termasuk bayar SPP Rp 4,3 juta per semester," ungkapnya.
Baca Juga: Keren! Lagu Sayur Kol Diberi Sentuhan Ala Polantas, Biar Pemotor Sadar
"Seribu rupiah pun Alhamdulillah tidak merepotkan orang tua untuk keperluan membayar kuliah," jelas dia mengaku bangga.
Dengan perjuangan yang tidak mudah harus banting tulang sembari menyelesaikan S1, ternyata setiap hari Amir bisa mendapatkan penghasilan cukup lumayan dengan berjualan sayur keliling.
"Kalau satu bronjong di motor habis bisa dapat Rp 1,3 juta, tetapi laba bersih bisa kantongi Rp 70-120 ribu per hari," ujar dia.
Dapat Apresiasi Rektor
Saat datang ke wisuda menggunakan sepeda ber-bronjong yang berisi sayur-mayur lengkap dari Bumi Intanpari itu, dia sempat mengejutkan banyak wisudawan dan orang tua wisudawan.