Dua Jempol! Belum Punya SIM Atau e-KTP, Jangan Harap Bisa Nyalakan Motor Berkat Alat Temuan Tiga Siswa SMP Ini

Indra Aditya,Indra Fikri - Sabtu, 8 Februari 2020 | 19:00 WIB

Tiga orang siswa berhasil membuat alat pengaman motor yang tidak bisa dipakai kalau tidak punya SIM atau e-KTP (Indra Aditya,Indra Fikri - )

Otomania.com - Hasil kolaborasi tiga siswa ini menciptakan alat pengaman motor yang tidak bisa dipakai kalau tidak punya SIM atau e-KTP.

Tiga orang siswa tersebut berasal dari SMPN 1 Jetis Ponorogo, Jawa Timur yang masih duduk di kelas 8.

Penemuan tersebut diikutkan dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) yang diadakan oleh Kemendikbud beberapa waktu lalu.

Saat mengikuti kompetisi tingkat nasional tersebut, ketiga siswa yakni Vanky Agrinda Tama, Maulana Bintang Pratama dan Andiyan Rahmad Hafid berhasil memenangi juara 1 dan mendapatkan medali emas.

Guru pembimbing ketiga pelajar tersebut Dwi Sujatmiko mengatakan, karya mereka diberi judul 'Alat Pengaman Sepeda Motor Berbasis SIM berdasarkan Level Umur Berkendara'.

Baca Juga: Tenda Nikahan Anak Rektor Melintang Tengah Jalan, Mobil dan Motor Terpaksa Putar Balik, Warga Dongkol

Ia menerangkan, latar belakang pembuatan alat tersebut karena tingginya angka kecelakaan akibat penggunaan sepeda motor yang digunakan oleh anak di bawah umur.

"Kalau anak-anak itu kan banyak yang belum punya KTP dan SIM jadi kita pakai 2 variabel itu kemarin," terang pria yang akrab disapa Miko saat dihubungi Kompas.com Jumat (07/02/2020).

Miko menerangkan cara kerja alat tersebut adalah dengan cara memasukkan nomor SIM ke dalam program.

Kemudian scanning menggunakan e-KTP di mana ID pada tiap KTP dicocokkan apakah sesuai dengan yang diregistrasikan ke dalam sistem.

"Kita buat program dulu, alatnya menggunakan RFID (Radio Frequency Identification Device) dan mikrokontroler arduino nano.

Baca Juga: Pelaku Curanmor 3 Kali Beraksi di Tempat yang Sama, Gasak Dua Lagi, Emak-emak Lewat Santai Aja

Kedua alat itu kita program kemudian setelah kita buat program dia akan bisa mengenali tiap KTP," papar Miko.

Sehingga nantinya alat tidak akan bisa bekerja apabila mengunakan KTP yang tidak terdaftar.

"Sepeda ini tak bisa dipakai orang lain, kecuali orang yang sudah punya KTP dan punya SIM yang kita registrasikan. Sehingga jika 5 orang anggota keluarga sudah diregistrasikan. Maka bisa," tuturnya.

Miko menjelaskan penelitian tersebut dilakukan per kelompok, tiap kelompok dilakukan tiga orang.

Ide dari permasalahan lingkungan Ketiga anak yang mengikuti kompetisi itu merupakan siswanya yang tergabung dalam ekstrakurikuler Karya Ilmiah remaja (KIR).

Baca Juga: Driver Taksi Online Santai Tunggu Penumpang, HP Direbut Empat Remaja Tanggung, Melawan Celurit Diayunkan

Ide mengenai pembuatan alat pengaman itu disebut Miko juga murni dari ketiga anak-anak tersebut.

"Jadi kita beri tugas ke anak-anak untuk cari permasalahan di lingkungan sekitarnya. Saya hanya memoles saja, membantu dalam proses pemrogramannya, membantu pasang alatnya, mengujicobanya. Lain-lain anak-anak sendiri," jelas Miko.

Miko menjelaskan, anak-anak tersebut memang sudah diperkenalkan dengan robotika, diberi pengetahuan soal bagaimana cara menulis program.

Sehingga dia mengaku tidak terlalu sulit mengarahkan ketiganya saat mengerjakan karya ilmiah tersebut.

Baca artikel serupa di (Gridmotor.id)