Baca Juga: Gubernur Khofifah Kepincut Esemka, Langsung Inden Rp 300 Juta
"Itu tekad yang total memerangi korupsi. Saya berulang kali ngomong sama penambang, penambang yang ilegal itu saya doakan tidak selamet. Itu kan korupsi juga. Doa saya hanya satu itu. Ini langkah saya untuk berani memerangi mereka," katanya.
Selain menjadi pendorong semangat, penempelan stiker itu juga membuat para ASN was-was. Kepala Badan Pendapatan Daerah, Tavip Supriyanto mengaku mengaku mendengar selentingan-selentingan anak buahnya soal itu.
"Ini kalau ada apa-apa bagaimana ini. Kalau kita kecelakaan dikira ada kejadian (korupsi) bagaimana? Ada beberapa teman yang bilang seperti itu," kata Tavip.
Tavip menyadari curhatan anak buahnya tersebut. Karena Bapenda selama ini dianggap sebagai "lahan basah" yang rentan praktek penyimpangan, khususnya di Samsat.
Dengan adanya penegasan sikap melalui stiker itu Tavip berharap akan membuat dirinya dan anak buahnya semakin berhati-hati.
Baca Juga: Gubernur Anies Baswedan Gelar Rapat Kordinasi Formula E, Tokoh dan Pelaku Balap Terlibat
"Tidak hanya kata-kata di stiker itu, Tetep Mboten Korupsi Mboten Ngapusi kita pakai tagline di manapun. Karena kta sangat rentan untuk melakukan penyimpangan-penyimpangan. Di lapangan kita tidak bisa mengawasi satu persatu karena ada dari kepolisian, Jasa Raharja dan lainnya," katanya.
Untuk itu pihaknya juga menggandeng kepolisian untuk semakin memperbaiki layanan di Samsat.
Bahkan siang ini baru saja dia bersama Kapolres Purworejo meluncurkan modernisasi sistem pengecekan fisik kendaraan di Samsat.
"Tadi Kapolres langsung menekankan, dengan cek fisik seperti ini kita tidak menerima sesuatu dari wajib pajak. Tidak ada pungutan sama sekali di ruang cek fisik. Tidak ada biaya cek fisik. Cek fisik ini modern, begitu mobil masuk sudah terpotret fisiknya," katanya.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Pasca Stiker Keramat Ganjar, Kadinas Was-was, PNS Pun Deg Degan,