Hanya Tuhan dan Aplikator Yang Tahu Jumlah Ojek Online di Indonesia? Pengamat Transportasi Buka Suara

Parwata - Sabtu, 9 November 2019 | 19:00 WIB

Ilustrasi ojek online (Go-Jek). (Parwata - )

Djoko mengaku, pemerintah cenderung mendukung karena dianggap dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi warganya.

"Kelemahan pemerintah dalam menyediakan transportasi umum, kondisi pelayanan transportasi yang buruk,"

"Komposisi strata perekomian dan perilaku khas masyarakat Nusantara dimanfaatkan menjadi peluang bisnis yang sangat menguntungkan dari semua sisi dari segi bisnis," ungkapnya.

"Sehingga itu menjadi hal yang kurang menguntungkan dari sisi pemerintàh dan masyarakat pengguna," tambah Djoko.

Baca Juga: Selang Beberapa Detik Penumpang Turun, Driver Ojek Online Tewas Diseruduk Truk

Di perkotaan, terutama seperti di Jakarta telah menjadi masalah sosial baru.

Di satu sisi memberikan kemudahan publik mendapatkan transportasi cepat sampai tujuan.

Namun di lain hal sudah menimbulkan banyak persoalan, seperti parkir di sembarang tempat (termasuk di atas trotoar).

Menerobos palang pintu perlintasan KA, pegang telpon genggam di atas motor berjalan, beroperasi di atas trotoar, ditegur aparat hukum jika melanggar cenderung melawan dan bertindak kasar.