Otomania.com - PT Astra Daihatsu Motor (ADM) lakukan recall terhadap Daihatsu Luxio dan Daihatsu Gran Max bermesin 3SZ-VE 1.500 cc.
Jumlah unit yang direcall ada sebanyak 36.915 unit di Indonesia produksi Maret 2018–April 2019.
Recall yang dilakukan oleh PT ADM ini karena mendeteksi adanya potensi keretakan atau patah pada connecting rod atau setang piston.
Seperti disampaikan oleh Anjar Rosjadi, Technical Service Division Head PT Astra Daihatsu Motor saat dihubungi terkait isu recall ini (2/11).
Baca Juga: Penampakan Daihatsu Gran Max Double Cabin di Bogor, Dijual Massal?
"Tekanan berlebih pada setang piston ini saat proses forging di pabrik pembuatnya sehingga berpotensi terjadi keretakan bahkan patah saat digunakan," jelas Anjar Rosjadi, dikutip dari GridOto.com.
PT ADM sendiri telah menemukan kasus terkait setang piston Daihatsu Luxio dan Daihatsu Gran Max bermesin 3SZ-VE 1.500 cc yang di-recall ini.
"Sampai saat ini pihak Daihatsu sudah menemukan 6 kasus kerusakan setang piston di Gran Max 1.5L dan Luxio, 5 mengalami setang piston putus dan satu keretakan di setang piston," lanjut Anjar.
Pada bagian setang piston mana yang berpotensi mengalami keretakan atau bahkan sampai putus?
Baca Juga: Kena Modif, Daihatsu Luxio Jadikan Penumpang Betah Berlama-lama
Pada umumnya setang piston mobil dibagi dalam tiga bagian, yaitu poros big end, batang setang piston, dan poros pin piston.
"Kejadian setang piston yang putus terjadi pada bagian batang setang piston, bagian poros pin piston dan bagian big end tidak ada masalah," ungkap Anjar.
Batang setang piston yang berada tepat di tengah ini merupakan bagian yang agak kecil dan menerima beban kerja cukup besar.
Bila proses produksi setang piston sesuai dengan standar atau spesifikasi, potensi kerusakan sangat kecil.
Baca Juga: Tebak, Ada Berapa Banyak Logo Yang Nempel Di Daihatsu Luxio Ini?
Namun, pada kasus recall setang piston Daihatsu Gran Max dan Luxio ini ada kesalahan vendor saat produksi.
"Ini terjadi karena kesalahan vendor saat proses produksi. Ada kesalahan dalam kontrol maintenance di vendor saat proses pembentukan setang piston terjadi sehingga ada tekanan berlebih saat proses forging," tambahnya.
Penempaan atau forging adalah proses untuk menguatkan struktur bahan material setang piston.
Akibat kesalahan vendor saat forging ini, tekanan saat naik turun piston (terutama ketika proses usaha dan tenaga) membuat bagian ini berpotensi mengalami keretakan.
Bahkan bila tidak didukung dengan bahan material yang kuat kemungkinan patah atau putus bisa terjadi.
"Komponen setang piston yang diganti baru secara cuma-cuma memiliki struktur material lebih baik dan kejadian seperti putus tidak akan terjadi lagi," tutupnya.